Potensi Tanah Longsor di Jakarta Bertambah, Ini 21 Lokasinya

BMKG memperkirakan puncak musim hujan di DKI Jakarta pada Januari-Februari 2023.

Republika/Prayogi
Petugas gabungan dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) membersihkan puing-puing turap penahan saluran air yang longsor di Kawasan Tebet Timur, Jakarta, Kamis (5/1/2023). Longsor dengan ketinggian sekitar 2 meter dan panjang 5 meter tersebut terjadi pada Rabu (4/1/2023) akibat oleh hujan deras yang mengguyur sejak siang hingga sore hari. Potensi Tanah Longsor di Jakarta Bertambah, Ini 21 Lokasinya
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan potensi tanah longsor di Ibu Kota pada Februari 2023 meluas menjadi 21 lokasi. Jumlah ini bertambah dibandingkan bulan lalu yang mencapai 15 lokasi karena curah hujan tinggi.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji menjelaskan potensi tanah longsor itu tersebar di empat wilayah, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. BPBD DKI menjelaskan, potensi terjadi tanah longsor itu didapatkan berdasarkan hasil tumpang susun antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), potensi tanah longsor di 21 lokasi di Jakarta itu berada di zona menengah hingga tinggi," kata Isnawa, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga


Di Jakarta Barat meliputi Kecamatan Kembangan. Kemudian di Jakarta Pusat, yakni Kecamatan Menteng.

Selanjutnya di Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet. Sedangkan di Jakarta Timur meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramat Jati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.

Adapun tambahan potensi rawan longsor jika dibandingkan bulan lalu yang mencapai 15 lokasi itu, yakni Kembangan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur di Ciracas, Makasar, Duren Sawit, Jatinegara, dan Cipayung.

Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sementara itu, zona tinggi untuk gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

"Kepada lurah, camat dan masyarakat diimbau tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," kata Isnawa Adji.

Sebelumnya, BMKG memperkirakan puncak musim hujan di DKI Jakarta pada Januari-Februari 2023. Masyarakat diminta mewaspadai bencana hidrometeorologi di antaranya hujan lebat, banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Isnawa meminta masyarakat jika menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan agar segera menghubungi Call Center Jakarta Siaga 112.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler