NU Ingin Wujudkan Peradaban Manusia yang Damai dan Harmonis

NU menyelenggarakan muktamar Fikih Peradaban.

Republika/Thoudy Badai
NU Ingin Wujudkan Peradaban Manusia yang Damai dan Harmonis. Foto: Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyampaikan sambutan sekaligus membuka Pameran Foto dan Dokumen Komite Hijaz di Hotel Shangri la, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/2/2023). Pameran foto dan dokumen tersebut diselenggarakan oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin (LSBM) dan Lembaga Talif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) dalam rangkaian acara satu abad Nahdlatul Ulama. Pameran itu mengangkat tentang kisah perjalanan KH Abdul Wahab Chasbullah dan syekh Ghanaim Al-Amir sebagai utusan pertama NU untuk menghadiri pertemuan dengan Raja Ibnu Saud tahun 1928 di Hijaz, Arab Saudi.
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, Muktamar Internasional Fikih Peradaban I merupakan inisiasi Nahdlatul Ulama (NU) untuk mewujudkan masa depan peradaban manusia yang lebih damai dan harmonis. Hal ini disampaikan Gus Yahya saat sambutan dalam acara pembukaan Muktamar Internasional Fikih Peradaban I di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (6/2/2023) pagi.  

Baca Juga


Pada awal November 2022 lalu, menurut dia, PBNU telah menggelar pertemuan para pemimpun agama dunia yang digelar dengan Religions R20 (R20). Dalam forum yang menjadi bagian G20 ini disepakati bahwa semua pemimpin agama akan membangun gerakan untuk menggalang kekuatan agama-agama untuk mewujudkan dunia yang lebih damai dan lebih harmonis.

Maka sejak itu, menurut Gus Yahya, masing-masing komunitas agama di seluruh dunia mulai kerja untuk mengupayakan inisiatif-inisiatif dari sisi agama masing-masing. "Pada hari ini NU menginisiasi satu upaya dari sisi Islam bagi sumbangan, bagi perjuangan untuk mewujudkan masa depan peradaban umat manusia yang mulia, lebih damai dan harmonis," ujar Gus Yahya dalam sambutannya. 

Gus Yahya mengatakan, dalam Muktamar Internasional Fikih Peradaban ini para ulama fikih dunia akan membedah berbagai wacana keagamaan, sehingga Islam dapat menjadi solusi bagi masalah dunia saat ini. 

"Ini semua kita lakukan untuk memdedah apa yang ada dalam wacana keagamaan kita agar ke depan Islam sungguh-sungguh hadir sebagai bagian dari solusi masalah, penyelesaian masalah, dan tidak lagi dianggap sebagai bagian dari masalah," ucap Gus Yahya. 

Dia mengatakan, konferensi internasional ini adalah langkah awal yang sederhana, tapi PBNU ingin menjadikan muktamar ini sebagai awalan dari perjuangan panjang. "Terutama kali ini kita sebut sebgaia muktamar yang pertama, dan kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan rutin dari tahun ke tahun. InsyaAllah setelah ini akan ada muktamar dua, tiga dan seterusnya," kata Gus Yahya.

Dia pun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pelakdanaan Muktamar Internasional Fikih Peradaban. Gus Yahya juga mengajak kepada para peserta untuk menghadiri acara puncak Resepsi Harlah Satu Abad NU yang akan digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) mulai dini hari. 

"InsyaAllah besok kita akan menggelar Resepsi Akbar sebagai puncak Harlah Satu Abad di stadion dan kami mengundang semua hadir, para ulama, dubes, daan para cendikia untuk menghadiri respsi akbar puncak Harlah," jelas Gus Yahya. 

Setidaknya ada 300 ulama yang hadir dalam acara muktamar ini, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Mereka terdiri dari ulama yang mewakili institusi lembaga maupun mufti di negaranya. Peserta delegasi dari luar negeri sendiri ada sekitar 79 orang dari 40 negara. 

Selain itu, acara ini juga dihadiri Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin yang akan membuka secara resmi muktamar tersebut. Hadir pula, Ibu Negara Keempat, Nyai Sinta Nuriyah Wahid, Rais Aam PBNU KH Mifatachul Akhyar, Wakil Imam Akbar Al Azhar Muhammad al-Dhuwaini, tokoh NU KH Musthofa Bisri (Gus Mus) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler