Lagu 'Baraye' Karya Musisi Iran Shervin Hajipour Menangkan Kategori Baru Grammy

Lagu Baraye jadi Lagu Terbaik untuk Perubahan Sosial di Grammy Awards 2023.

AP Photo/Chris Pizzello
Mewakili musisi Iran Shervin Hajipour, Ibu Negara AS Jill Biden menerima penghargaan Lagu Terbaik untuk Perubahan Sosial di Grammy Awards di Los Angeles, AS, Ahad (5/2/2023). Hajipour mendapatkan penghargaan khusus tersebut berkat lagu Baraye.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi-penulis lagu asal Iran, Shervin Hajipour, memenangkan penghargaan khusus Lagu Terbaik untuk Perubahan Sosial pada Grammy Awards 2023. Karya yang membuat Hajipour memboyong piala adalah lagu sarat protes berjudul "Baraye".

Saat dirilis, tembang tersebut ditonton lebih dari 40 juta kali dalam dua hari di akun Instagram Hajipour. "Baraye" bahkan menjadi lagu tidak resmi dari aksi protes atas kematian Mahsa Amini, yang berada di tahanan polisi moralitas setelah dianggap melanggar aturan jilbab.

Di kalangan penggemar musik non-Farsi yang mendukung protes tersebut pun, "Baraye" sempat menjadi sensasi viral. Pada Oktober 2022, band Inggris Coldplay menjadi berita utama karena mengundang aktris Iran Golshifteh Farahani untuk membawakan lagu tersebut di atas panggung bersama mereka di pertunjukan Buenos Aires, Argentina.

Pemenang Lagu Terbaik untuk Perubahan Sosial di ajang Grammy diumumkan oleh ibu negara Amerika Serikat, Jill Biden. Dia mengatakan, sebuah lagu dapat mempersatukan, menginspirasi, dan pada akhirnya mengubah dunia.

Menurut Jill, penghargaan baru tersebut diberikan untuk mengenali lagu yang menanggapi masalah sosial di zaman sekarang dan memiliki potensi dampak global yang positif. Jill menggambarkan "Baraye" sebagai lagu yang menggemparkan.

"Lagu ini menjadi lagu protes Mahsa Amini, sebuah puisi yang kuat dan puitis untuk kebebasan dan hak-hak perempuan," kata Jill, dikutip dari laman The National News, Senin (6/2/2023).

Recording Academy selaku penyelenggara Grammy Awards melibatkan banyak pihak untuk ikut memilih pemenang di penghargaan khusus tersebut. Pencipta musik dan profesional yang tergabung di keanggotaan Recording Academy bisa mengajukan nama yang dianggap layak.

Lebih dari 130 ribu orang mengirimkan pengajuan dan sebanyak 95 ribu kiriman adalah untuk lagu "Baraye" karya Hajipour. Kepala eksekutif Recording Academy, Harvey Mason Jr, mengatakan pihaknya sangat tersentuh oleh volume pengajuan yang luar biasa untuk "Baraye".

Baca Juga


"Kami sangat terharu mengetahui bahwa Academy adalah platform bagi orang-orang yang ingin menunjukkan dukungan terhadap gagasan bahwa musik adalah katalis yang kuat untuk perubahan," tutur Mason Jr.

Hajipour menggubah lagu "Baraye" dari pesan yang diunggah warga Iran secara daring tentang alasan mereka melakukan aksi protes. Kata "baraye" yang dalam bahasa Farsi bermakna "untuk" atau "demi", digunakan di awal setiap lirik. Penggalannya berbunyi, "Untuk menari di jalanan, untuk siswa dan masa depan mereka, untuk perempuan, kehidupan, kebebasan".

Hajipour mendapatkan popularitas pada 2019 ketika tampil sebagai kontestan di New Era, sebuah kompetisi bakat di televisi Iran. Setelah lagu "Baraye" menjadi viral, Hajipour ditangkap dan lagu tersebut dihapus dari akun Instagram-nya, namun masih dibagikan daring secara meluas.

Pada Oktober 2022, Hajipour dibebaskan dengan jaminan, namun kasusnya akan melalui proses hukum. Setelah memenangkan Grammy, Hajipour menuliskan status singkat di Instagram yang berbunyi, "Kita menang."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler