Ibu-Ibu Sukaurip Indramayu Berdaya Ekonomi Lewat UMKM

Sejumlah ibu asal Sukaurip Indramayu mengikuti pelatihan di Rumah Edukasi Kenanga. 

Dok PHE ONWJ
Kegiatan pelatihan pelaku UMKM binaan PHE ONWJ di Rumah Edukasi Kenanga, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Gerimis turun saat Janatul Marwah (35 tahun) mengendarai sepeda motor dari rumahnya di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Sambil menggendong anaknya yang berusia satu tahun, Janatul hendak menuju Sekretariat Rumah Edukasi Kenanga.


Sekretariat Rumah Edukasi Kenanga berada di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, sekitar 20 menit dari rumah Janatul. Ibu ini merupakan salah satu dari 20 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mendapatkan pelatihan dari Rumah Edukasi Kenanga. “Anak saya masih menyusu, jadi tidak bisa ditinggal di rumah,” ujar Janatul, belum lama ini.

Sehari-hari Janatul berjualan bolu. Di tengah perannya sebagai seorang ibu, Janatul tetap bersemangat untuk menjalankan usaha demi mendukung perekonomian keluarganya.

Hal serupa dilakukan Tati (30), tetangga Janatul yang berjualan camilan stik bawang. Suami Tati bekerja serabutan sebagai pekerja proyek. Kalaupun mendapat pekerjaan, suami itu bisa berbulan-bulan tinggal di luar kota, meninggalkan Tati dan seorang anak.

Karena itu, Tati berupaya mengembangkan usaha stik bawang. Ia mengaku mendapat banyak pengetahuan dengan mengikuti pelatihan UMKM di Rumah Edukasi Kenanga. Seperti terkait harga pokok produksi (HPP), yaitu cara menghitung harga produk yang dijual berdasarkan ongkos produksi. 

“Biasanya, kalau jualan, kami jualan saja tanpa pakai hitungan HPP. Setelah mendapatkan pelatihan, kami jadi tahu cara menghitung HPP. Jadi, bisa menghitung untung dan rugi, kami jualnya berapa, dapat untungnya berapa,” ujar Tati, yang bisa mendapatkan pemasukan sekitar Rp 2 juta per bulan dari usahanya itu.

Sejak Desember 2022 sampai Februari 2023, Rumah Edukasi Kenanga memberikan pelatihan bagi puluhan ibu rumah tangga dari 20 UMKM Desa Sukaurip. Pegiat Rumah Edukasi Kenanga, Darwinah (41), mengatakan, UMKM yang dikelola oleh ibu rumah tangga di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, itu rata-rata menjual makanan basah atau kering.

Para pelaku UMKM tersebut mendapat empat macam pelatihan di Rumah Edukasi Kenanga.

 

 

Salah satunya pelatihan terkait penggalian potensi. Pelatihan ini ditujukan untuk menggali keunikan produk yang akan dijual. Kemudian pelatihan branding, yang bertujuan untuk memberi nama produk atau merek, serta identifikasi produk.

Pelatihan lainnya terkait legalitas. Hal itu ditujukan agar produk pelaku UMKM mempunyai dasar hukum yang jelas untuk usaha, seperti mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB). Pelaku UMKM pun didorong untuk mengurus sertifikasi atau perizinan lainnya, seperti sertifikasi halal.

Ada juga pelatihan terkait pengemasan. Tujuannya mendorong pelaku UMKM dapat mengemas produknya dengan menarik, untuk kemudian dipasarkan. “Harapan kami, dari pelatihan ini terlahir pelaku UMKM yang bisa menularkan keilmuannya kepada pelaku UMKM lain,” kata Darwinah, yang sempat menjadi pekerja migran itu.

Pelatihan pelaku UMKM di Rumah Edukasi Kenanga itu merupakan hasil kerja sama dengan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Melalui program tanggung jawab sosialnya, selama ini PHE ONWJ turut membantu para UMKM di Indramayu agar bisa tumbuh dan berkembang.

Head of Communication, Relation, and CID Zona 5 Subholding Upstream Regional Jawa, yang meliputi PHE ONWJ, R Ery Ridwan, mengatakan, perusahaannya berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat di Indramayu, termasuk kalangan ibu rumah tangga. “Kami berharap penguatan ekonomi rumah tangga dapat terbentuk melalui memberdayakan kaum perempuan,” ujar Ery.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler