Visi-Misi Erick Thohir, Visi-Misi Komunitas Bola
Erick Thohir memiliki gagasan yang kuat. Sebab ia berhasil menangkap visi dan misi dari hasil berbagai diskusi dengan publik pecinta sepak bola.
Dalam satu kesempatan, Erick Thohir menegaskan bahwa sosok pemimpin yang dibutuhkan PSSI bukan yang sekedar berjualan visi-misi sendiri. Tapi visi-misi itu haruslah datang dari komunitas sepak bola.
Ungkapan ini di satu sisi sebagai otokritik dan di sisi lain sebagai penegasan bahwa visi dan misi yang diusungnya adalah hasil berdiskusi langsung, menyerap langsung pikiran dan harapan dari publik pencinta sepak bola.
Kesatuan Visi Pemimpin dan Publik
Saat Erick mendapatkan kepercayaan dari publik, dukungan yang terus berdatangan, yang dilakukan olehnya adalah bersikap bijaksana.
Pertama, ia tunjukkan kerendahhatian dengan memastikan bahwa ia hanya akan maju kalau betul-betul mendapatkan dukungan publik, dan terutama dukungan voter.
Kedua, Erick menggunakan banyak kesempatan untuk mengamati seluruh persoalan sepak bola kita. Pengamatan langsung dan berinteraksi dengan para pelaku sepak bola. Ini dilakukan oleh Erick untuk menemukan kesatuan harapan publik dan pemimpin dalam pembenahan sepak bola nanti.
Salah satunya Erick melakukan roadshow untuk berdiskusi dengan banyak pihak, berbicara dari hati ke hati untuk menemukan solusi bersama. Alhasil, langkah ini bukan hanya memberikan banyak masukan penting untuk Erick, bukan hanya membuatnya memiliki materi gagasan yang strategis dan realistis untuk pembenahan sepak bola kita.
Tapi lebih dari itu, Erick dinilai sebagai sosok yang benar-benar memiliki komitmen untuk mendengarkan suara publik. Pendekatan Erick tidak hanya berhenti pada voter, tapi melampaui itu yakni kepada publik secara luas. Roadshow Erick ini menyentuh suatu pemahaman bahwa sepak bola kita sejatinya milik publik. Voter hanyalah salah satunya.
Lebih Bijak Memimpin
Salah satu hasil dari upaya roadshow Erick adalah ia lebih bijaksana di dalam melihat persoalan. Katakanlah soal wasit yang sering dikritik. Erick tak berhenti pada kritik, tapi ia melihat lebih jauh dengan menyoal asuransi wasit, yakni menyangkut kesejahteraannya. Pada poin, kritik harus diletakkan dalam konteks yang tepat dengan meninjau faktor-faktor yang mendukung profesionalitas wasit: mulai faktor SDM, pembinaan wasit, dan kesejahteraan wasit.
Alasan ini juga yang mendorong Erick Thohir mengupayakan penggunaan VAR untuk mendukung kinerja wasit.