4 Sebab Peristiwa Isra Miraj Disebut Dahsyat

Isra dan miraj termasuk peristiwa sejarah yang selalu dikaji.

AP/ Mahmoud Illean
Kubbatus Sakhrah diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad berpijak sebelum ke langit menuju Sidratul Muntaha bertemu Allah dalam Isra dan Miraj.
Rep: Rossy Handayani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa Isra Miraj yang dialami nabi Muhammad ﷺ harus diyakini oleh setiap umat islam. Isra Miraj juga dianggap sebagai peristiwa yang dahsyat karena beberapa alasan.

Baca Juga


Dikutip dari buku Keajaiban Peristiwa Isra Miraj karya Abu Ubaidah Yusuf, sesungguhnya isra dan miraj termasuk peristiwa sejarah yang sangat dahsyat dalam Islam, karena beberapa hal:

1. Peristiwa dahsyat ini bukan hanya peristiwa yang terjadi di bumi semata, melainkan peristiwa dahsyat yang berhubungan dengan bumi dan langit. Suatu hal yang tidak pernah terjadi dalam peristiwa lainnya.

2. Peristiwa ini merupakan mukjizat dan tanda besar tentang kebenaran Nabi Muhammad ﷺ dan risalah yang beliau emban.

3. Membenarkan peristiwa agung ini termasuk aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang sangat penting dan mengingkarinya termasuk perangai orang-orang kafir. (Adh-Dha’if min Qishshatil Isra‘ wal Mi’raj)

4. Perhatian para ulama dalam setiap bidang untuk membahasnya bahkan menulisnya secara khusus.

(Di antaranya kitab-kitab khusus tentang isra miraj adalah al-Ayatul Kubra fil Mi’raj wal Isra‘ oleh Imam as-Suyuthi, Nurul Masra oleh Abu Syamah, al-Isra‘ wal Mi’raj oleh al-Albani, al-Isra‘ wal Mi’raj oleh Dr. Muhammad Abu Syuhbah, al-Isra‘ wal Mi’raj ar-Riwayah al-Mutakamilah ash-Shahihah al-Wahidah oleh Syaikh Muhammad bin Rizq Tharhuni, dan sebagainya)

Adapun Isra secara bahasa artinya perjalanan seorang di malam hari. Sedangkan secara istilah adalah perjalanan Jibril Alaihissallam dengan Nabi ﷺ di malam hari dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis.

Sementara itu, miraj secara bahasa artinya alat untuk naik. Adapun secara istilah adalah naiknya Rasulullah ﷺ dari bumi menuju langit yang tujuh. (Syarh Lum’atil I’tiqad)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler