Kapolres Dalami Kabar Pengemudi Fortuner Arogan Jadi Buronan Ukraina

Kepolisian akan memeriksa kabar Giorgio Ramadhan jadi musuh Pemerintah Ukraina.

Republika.co.id/Ali Mansur
Pengemudi mobil Fortuner arogan, Giorgio Ramadhan (24 tahun) menjadi tersangka di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023).
Rep: Ali Mansur Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengemudi mobil Fortuner bernama Giorgio Ramadhan mendadak ramai dibincangkan di berbagai platform media sosial. Selain karena perbuatan arogannya di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, pada Ahad (12/2/2023) dini hari WIB, Giorgio juga dikabarkan menjadi buronan Pemerintah Ukraina.

Polres Metro Jakarta Selatan (Polrestro Jaksel) saat ini masih memverifikasi kebenaran kabar Giorgio benar menjadi buronan pemerintah yang sedang berperang melawan Rusia tersebut. "Sampai saat ini belum mendapatkan informasi itu dan kami akan cek," ujar Kapolrestro Jaksel, Kombes Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Senin (13/2/2023) malam WIB.

Baca: Pengemudi Fortuner Arogan Jadi Buronan Ukraina? Begini Fakta Sebenarnya

Menurut Ade, penyidik hanya menerima latar belakang Giorgio sebagai seorang lulusan dari salah satu perguruan tinggi. Giorgio yang menjadi tersangka berstatus magang di sebuah perusahaan. "Sampai dengan saat ini data yang kami punya adalah GR usia 24 tahun, kerjaan sedang magang, baru lulus S1," kata Ade.



Dia menegaskan, polisi masih fokus pada aksi perusakan dan pengancaman yang dilakukan Giorgio kepada Ari Widianto selaku pengemudi mobil Brio. Akibat perbuatannya, penyidik telah menetapkan Giorgio sebagai tersangka buntut aksi perusakan mobil Honda Brio berwarna kuning di Senopati, Jakarta Selatan, pada Ahad (12/2/2023) lalu.

"Kami fokus pada penerapan pasal yang kami temukan, peristiwa yang terjadi, pasal perusakan dan ancaman terhadap orang," kata Ade.

Baca: Polrestro Jaksel Jadikan Tersangka Pengemudi Fortuner Arogan di Senopati

Republika.co.id mencoba menelusuri fakta sebenarnya. Ternyata, nama Giorgio Ramadhan memang masuk daftar hitam di laman Myrotvorets. Laman yang dibuat politikus dan aktivis Ukraina, Georgy Tuka, sejak Desember 2019 tersebut menerbitkan daftar berjalan dan informasi pribadi terkait sosok yang dianggap oleh penulis sebagai "musuh Ukraina".

Alasan orang yang masuk daftar musuh Pemerintah Ukraina, karena tindakannya memiliki tanda-tanda kejahatan terhadap keamanan nasional Ukraina, perdamaian, keamanan manusia, dan hukum internasional. Tentu saja keterangan tersebut berdasarkan klaim sepihak organisasi Myrotvorets.

Dari laman tersebut, Giorgio ditetapkan masuk daftar musuh Ukraina sejak 3 Mei 2019 pukul 02.07 waktu lokal. Hal itu terkait kunjungan Giorgio mengikuti konferensi di Donbass, wilayah timur Ukraina. Dia dianggap pro-Rusia, karena mendukung gerakan masyarakat Donbass yang secara geografis bagian dari Ukraina, tetapi penduduknya memiliki ikatan emosional dengan Rusia.

Baca: Bawa Samurai dan Air Softgun serta Tabrak Mobil, Giorgio Hanya Dijerat Pasal 406 KUHP

Adapun kini wilayah Donbass yang dikuasai Rusia sudah memproklamasikan diri meraih kemerdekaan menjadi Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR). Meski pemerintah Ukraina menolaknya, Presiden Vladimir Putin mengakui kemerdekaan kedua wilayah Ukraina, yang penduduknya pro-Rusia tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler