Asprov Jabar: Akan Jadi Keuntungan Jika Ketum PSSI Dekat dengan Pemerintah

Tommy menyadari PSSI tidak punya apa-apa tanpa bantuan pemerintah.

Logo PSSI
Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asprov PSSI Jawa Barat, Tommy Apriantono mengatakan akan menjadi keuntungan jika Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari nanti adalah sosok yang dekat pemerintah. Menurutnya, pemerintah akan membantu dengan sepenuh hati jika pengurus PSSI mempunyai hubungan baik dengan mereka.

Baca Juga


Tommy menyadari PSSI tidak punya apa-apa tanpa bantuan pemerintah. Contohnya dari segi infrastruktur, tidak ada satu pun klub profesional di Indonesia yang memiliki stadion sendiri, semua stadion yang digunakan adalah milik pemerintah. Di sisi lain, dengan adanya Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan persepakbolaan nasional, PSSI seharusnya bisa membenahi sepak bola dengan mudah.

"Kalau misalnya nanti yang terpilih itu dekat dengan pemerintah, maka pemerintah akan betul-betul merealisasikan. Sebetulnya pemerintah sekarang juga sudah bagus dengan Inpres no.3 thn 2019. Tapi kan tinggal implementasi nya aja yang belum, mudah-mudahan kepengurusan yang akan datang bisa mengimplementasikan itu," kata Tommy kepada republika.co.id, Selasa (14/2/2023).

Menurut Tommy, yang terpenting dan harus segera dibenahi oleh PSSI adalah masalah pembinaan pemain muda, lisensi pelatih hingga kompetisi sepanjang tahun untuk usia muda. "Sampai saat ini belum ada calon yang menyampaikan visi misi seperti itu, tapi mudah-mudahan nanti ada yang seperti itu. Kita berharap siapa pun yang terpilih nanti bisa wujudkan itu," kata Tommy. 

Di sisi lain, ia memiliki harapan agar lisensi kepelatihan dibuat semurah mungkin bahkan jika bisa fasilitas itu diberikan secara gratis. Menurutnya dengan adanya Inpres No.3 tahun 2019 seharusnya dana yang dibutuhkan PSSI untuk lisensi kepelatihan itu bisa ditanggung oleh kementerian terkait. 

"Karena kan ada Inpres, harusnya kalau ada Inpres, itu bisa murah. Karena misalnya dari Kemendikbud Ristek itu kan punya dana, karena itu nanti kan besar dananya, tapi karena ada inpres itu maka seharusnya guru-guru yang memang konsern terhadap sepak bola bisa dibikinkan lisensinya gratis, kerja sama dengan PSSI," kata Tommy. 

"Dan sekolah-sekolah itu harus dilengkapi fasilitas lapangannya, walaupun lapangannya tidak usah bagus-bagus amat. Setiap pekan juga harus ada kompetisi untuk usia muda. Tadinya kan kita ada tuh, Liga Pendidikan Indonesia, cuma itu kan sebulan selesai, padahal harusnya setiap Sabtu aja sepanjang tahun, nanti kan anak-anak punya kebanggaan karena tampil di sana," ujarnya menambahkan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler