Wamen BUMN Sebut BRI dan BNI akan Keluar dari BSI
Saat ini free float dari BRIS sudah mencapai 9,91 persen di pasar saham.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, porsi kepemilikan saham masyarakat di PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan terus ditambah. Saat ini free float dari BRIS sudah mencapai 9,91 persen di pasar saham.
Dalam waktu dekat BSI memang akan melaksanakan rights issue. Nantinya, yang akan tetap dipertahankan sebagai pemegang saham dari BSI adalah Bank Mandiri yang merupakan pemegang saham pengendali dan pemerintah akan tetap memegang saham dwiwarna. Sementara dua bank lainnya yakni BNI dan BRI akan keluar secara perlahan dari BSI.
“Memang BNI dan BRI keluar secara perlahan dari BSI. Ini akan kita lihat peluangnya pasarnya, bila BNI dan BRI mulai exit, kira-kira siapa yang bisa menggantikan dan berapa besar size-nya,” ujar Kartika dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023, Rabu (15/2/2023).
Saat ini, lanjutnya, Kementerian BUMN juga telah melakukan pembicaraan dengan beberapa investor. Ia berharap agar investor baru di BSI nanti adalah global banking agar BSI bisa terus naik kelas menjadi bank kelas dunia.
Sebelumnya, Asisten Deputi bidang Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Muhammad Khoerur Roziqin, menyebut proses rights issue BSI sudah memasuki tahap finalisasi.
"(Rights issue) BSI ini sudah efektif di OJK, akhir tahun ini, yang jelas eksekusinya sudah selesai semua, dia akan masuk dana Rp 5 triliun lebih untuk memperkuat permodalan BSI dan memperkuat perbankan syariah di Indonesia," ujar Rozikin.
Roziqin berharap aksi korporasi tersebut kian memperkokoh posisi BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah nasabah, dari saat ini sebanyak 17 juta nasabah menjadi 40 juta nasabah pada 2025.
Roziqin mengatakan aksi korporasi ini akan mengubah porsi pemegang saham BSI dengan Bank Mandiri tetap sebagai pemegang saham terbesar. Sedangkan porsi saham BNI dan BRI akan terdelusi.
BSI membukukan kinerja yang impresif sepanjang 2022 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,26 triliun, tumbuh 40,68 persen secara tahunan (yoy). Pencapaian ini merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.