Makanan yang Harus Dihindari Agar Asam Urat Nggak Kambuh

Penderita asam urat perlu menghindari makanan tertentu.

Pixabay
Hidangan kerang segar (Ilustrasi). Penderita asam urat perlu menghindari makanan berpurin tinggi, seperti kerang-kerangan.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gout adalah sejenis artritis yang menyebabkan serangan peradangan yang parah dan tiba-tiba pada sendi. Dokter spesialis reumatologi di Hospital For Special Surgery AS, Theodore Fields, menjelaskan bahwa gout disebabkan oleh penumpukan asam urat yang berlebihan di dalam darah dan mengkristal di sekitar sendi.

Menurut dr Fields, salah satu target favorit gout adalah sendi di jempol kaki, namun bisa juga muncul di pergelangan kaki, lutut, siku, tangan atau pergelangan tangan. Asam urat membuat sendi terlihat bengkak dan bahkan terasa hangat ketika disentuh.

Serangan asam urat yang tiba-tiba juga akan menimbulkan rasa sakit parah. Bagian yang awalnya mengalami pembengkakan nantinya mungkin berubah menjadi merah.

Baca Juga


"Anda mungkin bertanya-tanya apakah itu terinfeksi atau bahkan patah, tetapi sebetulnya tidak, itu adalah peradangan," kata dr Fields, seperti dilansir laman Express, Rabu (15/2/2023).

Selama ini, terdapat kesalahpahaman bahwa asam urat disebabkan oleh mengonsumsi makanan berlemak. Padahal, menurut dr Fields, itu tidak benar.

Sebaliknya, ada komponen genetik pada makanan tertentu yang dapat memicu kambuh. Karena itu, dr Fields menyarankan agar makanan tertentu yang kaya purin tidak dikonsumsi jika Anda memiliki kecenderungan genetik untuk asam urat.

Makanan kaya purin di antaranya daging jeroan (lidah, babat, sapi, hati, otak, dan lainnya), daging merah seperti daging sapi atau babi, serta kerang-kerangan. Selain itu, serangan asam urat dapat dipicu oleh semua jenis minuman beralkohol, karena meningkatkan urat dalam tubuh.

Asam urat diproduksi oleh tubuh Anda sendiri saat memetabolisme atau memecah purin. Ini adalah zat yang dibuat secara alami oleh tubuh.

"Sekitar 90 persen penderita gout menyerap kembali terlalu banyak asam urat dalam ginjal mereka karena faktor genetik,” jelas Fields.

Orang yang mengalami penurunan fungsi ginjal karena tekanan darah tinggi atau diabetes, misalnya, mungkin juga lebih rentan terhadap kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Faktor-faktor risiko gout meliputi obesitas, obat-obatan diuretik, resistensi insulin, gagal jantung kongestif, sindrom metabolik, dan penyakit ginjal.

Jika Anda melihat tanda-tanda asam urat, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan memulai pengobatan. Konsultasikan dengan dokter umum.

"Dokter umum kemudian dapat merujuk Anda ke ahli reumatologi, yang merupakan spesialis radang sendi," kata dr Fields.

Baca juga : Bunda, Jangan Ragu Deteksi Dini untuk Kanker Serviks

Saat memeriksakan diri ke dokter, lanjut dr Fields, pasien biasanya ditanya seputar pola makan dan kebiasaan minum, kondisi medis, dan diminta melakukan tes darah untuk mengukur kadar asam urat. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin memerlukan rontgen pada sendi yang terkena untuk menyoroti area yang mengalami kerusakan.

"Jika diperlukan, cairan dapat dikeluarkan dari sendi dan cairan tersebut diperiksa untuk mencari kristal urat," jelas dr Fields.

Setelah didiagnosis, pengobatan asam urat dapat bervariasi, mulai dari pemberian ibuprofen hingga steroid oral dan resep obat antiinflamasi, seperti colchicine oral. Orang yang tidak memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan asam urat tidak mungkin mengalami kondisi ini, apapun pola makannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler