KKB Gunakan Senjata Produk Pindad, Ini Klarifikasi TNI

TNI mengeklaim senjata yang digunakan KKB direbut dari prajurit yang diserang.

TPNPB OPM
Pilot Susi Air, Kapten Philip Marten dalam pengusaan KKB Papua.
Rep: Flori Sidebang Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial Twitter ramai membahas mengenai senjata produksi Pindad yang digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua saat menyandera pilot Susi Air, Kapten Philips. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Kisdiyanto membenarkan info tersebut.

"Memang benar untuk senjata mereka buatan Pindad," kata Kisdiyanto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/2/2023).

Namun, Kisdiyanto membantah bahwa ada oknum tertentu yang membiayai KKB agar bisa memperoleh senjata itu. Dia menegaskan, KKB mendapatkannya dengan cara merampas senjata milik prajurit TNI yang mereka serang.

"Itu hoaks (ada oknum tertentu yang membiayai KKB)," ujar dia.

"(Senjata) Itu diperoleh saat mereka beberapa waktu lalu menyerang/membunuh prajurit TNI kemudian merampas senjatanya," tegas Kisdiyanto.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari memberikan pernyataan berbeda. Dia mengaku belum dapat memastikan kebenaran informasi yang menyebutkan bahwa senjata milik KKB merupakan produk dari Pindad.

"Itu kan informasi liar di medsos, kita belum bisa memastikan," kata Hamim.

Meski demikian, Hamim menegaskan, pihaknya akan mengambil langkah lebih lanjut. Upaya ini untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut. "Tindak lanjut pasti ada," ujar dia.

Sebagai informasi, akun Twitter @RandomWorldWar mengunggah beberapa foto yang menunjukkan KKB sedang menyandera Kapten Philips sambil membawa berbagai jenis senjata api. Dalam unggahan itu, dinarasikan bahwa senjata yang digunakan adalah produk Pindad.

"Senjata api yang digunakan para teroris OPM (Organisasi Papua Merdeka) untuk menyandera pilot Susi Air ini adalah Pindad SS2 V1 dengan alat bidik perbesaran 4x Trijicon TA31 ACOG, Pindad SS2 V1 dengan pelontar granat UGL 40mm & Pindad SS1 V1. Semua senapan memakai munisi 5,56x45mm NATO & buatan Indonesia," tulis akun tersebut.

Akun ini melanjutkan, untuk senapan serbu atau small arms secara umum yang buatan Indonesia, bisa didapatkan oleh KKB dengan cara mencurinya atau merampasnya dari prajurit TNI maupun polisi yang terluka hingga meninggal, bahkan dari helikopter aparat keamanan yang mengalami kecelakaan. Namun, akun ini juga menuding bahwa seluruh senjata tersebut bisa dibeli dari oknum tertentu di Indonesia.

"Bisa juga membelinya dari oknum pengkhianat Indonesia," tulisnya.

"Nah, sebelum menuduh negara lain terkait aliran dana yang masuk ke OPM, ada baiknya berkaca dulu ke negara kita sendiri, apa ada oknum yang memanfaatkan uang negara yang notabene uang kita juga untuk membiayai OPM? Selain itu terdapat banyak simpatisan OPM di dalam & luar negeri," sambungnya.

Sebagai informasi, PT Pindad merupakan anggota dari BUMN holding industri pertahanan Defend ID. Perusahaan ini aktif memproduksi berbagai alutsista untuk kebutuhan TNI, Polri dan juga telah menghasilkan sejumlah produk unggulannya seperti senjata, amunisi dan kendaraan khusus.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler