Aeroponik, Teknologi Pertanian Kentang Modern Tanpa Tanah. Siapa pun Bisa Mencobanya

Pernahkah Anda terbayang menanam kentang tanpa tanah atau melihat buah kentang menggelantung berbutir-butir jumlahnya? Sila pirsa artikel berikut

retizen /Slamet Samsoerizal
.
Rep: Slamet Samsoerizal Red: Retizen

Pertanian tradisional baik yang memanfaatkan lahan atau secara sederhana termasuk mengisi pot dengan tanah, menggunakan kantong tumbuh. Nah, pada aeroponik petani kini bisa bercocok tanam tanpa memanfaatkan tanah sama sekali.


Pertanian aeroponik adalah teknologi pertanian tanpa tanah yang memungkinkan pertumbuhan tanaman lebih cepat dengan menggunakan lebih sedikit air dan sumber daya lainnya. Ini sebanding dengan pertanian hidroponik. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk membudidayakan umbi bawah tanah seperti kentang. Pertanian tanpa tanah sedang dikembangkan oleh pusat teknologi kentang di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Budidaya kentang aeroponik terbukti menghasilkan panen yang baik untuk pertanian, sehingga di berbagai negara, mulai memikirkan untuk membudidayakan kentang dengan sistem aeroponik.

Ada beberapa manfaat untuk berlatih budidaya pertanian dengan sistem aeroponik. Bagi negara yang kurang memadai dalam ketersediaan lahan, sistem ini tidak hanya memecahkan masalah ketersediaan lahan tetapi juga meningkatkan hasil hingga sepuluh kali lipat.

Selain itu, melalui aoeroponik para petani diuntungkan. Cara ini terbukti lebih efektif, karena lebih sedikit menggunakan air dan pupuk, dan tentunya mampu menurunkan biaya operasional petani.

Dalam mengatasi pengadaan benih dapat diperoleh benih dengan cara aeroponik. Benih kentang yang dihasilkan dari metode konvensional biasanya sebanyak 3—10 umbi per tanaman. Sementara, jika benih diproduksi dengan cara aeroponik, mampu menghasilkan 17 umbi per tanaman. Bahkan, ada yang mencapai 30—40 umbi per tanaman.

Keuntungan lainnya yang didapatkan dari teknik aeroponik dengan adanya benih unggul, maka tanaman kentang memiliki daya tahan yang kuat terhadap serangan penyakit, efisiensi produksi 91 persen lebih tinggi, dan panen dapat dilakukan secara bertahap.

Bagaimana budidaya aeroponik ini dilakukan? Dalam hal pemberian nutrisi diberikan ke tanaman kentang melalui akar gantung dalam teknik budidaya kentang aeroponik.

Nutrisi dilakukan dengan cara menyemprotkan air. Tanaman kentang dibudidayakan dalam lingkungan tertutup dengan tanaman menghadap ke atas dan akar di bawahnya.

Di bagian bawah dipasang air mancur, tempat nutrisi digabungkan dan dipindahkan ke akar. Singkatnya, tanaman mendapat sinar matahari dari atas dan nutrisi dari bawah, sama seperti di darat.

Pertanian tradisional klasik melibatkan tanah yang diisi dalam pot, menumbuhkan tas atau menanam pohon langsung di tanah. Namun, pernahkah bertanya-tanya bagaimana saat ini seorang petani dapat bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sama sekali? ***

(Bersambung ke Bagian 2)

sumber : https://retizen.id/posts/202291/aeroponik-teknologi-pertanian-kentang-modern-tanpa-tanah-siapa-pun-bisa-mencobanya
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler