Bank Mega Syariah Sedang Bahas Persiapan IPO

IPO akan dilakukan dalam 1-2 tahun kedepan.

Prayogi/Republika
Director of Bank Syariah Mega Indonesia Yuwono Waluyo memberikan sambutan dalam acara Anugerah Syariah Republika (ASR) 2021 yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Rabu (8/12).Prayogi/Republika.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mega Syariah berencana melakukan aksi korporasi untuk menambah modal perusahaan. Aksi korporasi yang dipilih yakni penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

"Ketika waktunya tepat, pondasi perusahaan sudah kuat, juga tentunya kita akan melakukan aksi korporasi, mungkin IPO," ujar Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Baca Juga



Hanya saja, kata dia, rencana tersebut masih dalam pembahasan. Yuwono belum bisa menyebutkan waktu pastinya. Baginya yang terpenting sekarang adalah memperkuat pondasi dan bisnis perusahaan, sehingga saat IPO nanti pergerakan sahamnya bagus.

"Doakan saja, dalam setahun atau dua tahun lagi (IPO)," katanya.


Jika Mega Syariah melantai di Bursa Efek Indonesi (BEI) ketika pondasi perusahaan rentan dan belum kuat, tambahnya, maka nilai sahamnya pun tidak bagus. Ia menegaskan IPO tidak akan dilakukan pada tahun ini.

"Bukan tahun ini (IPO), tapi yang pasti akan ke sana kita, itu salah satu corporate action yang (akan) kita lakukan," tutur dia.

Yuwono menjelaskan, selama ini setiap tahunnya modal perusahaan selalu bertambah melalui pertumbuhan organik. Ke depan, kata dia, Mega Syariah telah memiliki berbagai rencana bisnis. Di antaranya segera meluncurkan Syariah Card, yakni produk semacam kartu kredit.

Ia menambahkan, Mega Syariah juga akan meluncurkan priority banking. Lalu dengan masuk ke segmen Masjid Istiqlal dengan membuka kantor cabang baru, bakal menggarap pertumbuhan bisnis ke industri halal bagi ekosistem halal.

Kinerja Bank Mega Syariah dalam kondisi baik. Tercermin dari total aset, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), serta total pembiayaan per Januari 2023, masing-masing sebesar Rp 15,79 triliun, Rp 12,8 triliun, dan Rp 7,8 triliun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler