Mentan Syahrul ke Milenial: Bertani Itu Pasti tidak Miskin
KUR pertanian ditargetkan mencapai Rp 103 triliun salah satu targetnya petani muda
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo kembali mengajak generasi muda untuk mau terjun menjadi petani milenial. Ia meyakini, kemampuan generasi muda dalam mengembangkan bisnis jauh lebih modern dan efisien dibandingkan generasi tua yang mendominasi profesi petani saat ini.
"Menjadi petani milenial pasti hebat, keren, pastik tidak miskin. Itu karena anak muda punya kelebihan dari yang tua," kata Syahrul dalam Pelatihan Teknis Penguatan Kelembagaan bagi Petani Milenial di Bogor, Jumat (17/2/2023).
Syahrul mengatakan, generasi muda yang saat ini menjadi petani milenial jauh lebih bisa mengelola usaha pertanian dalam skala bisnis dan menghasilkan profit. Berbeda jauh dari generasi tua yang masih sangat tradisional.
Ia juga mendorong agar petani milenial memanfaatkan teknologi digital yang kini semakin mudah diakses untuk membantu proses budidaya pertanian. "Kamu (petani milenial) itu lebih open mind, tinggal harus di-trigger lebih kuat. Yang muda itu punya militansi tinggi, aku mau lihat kamu kaya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Syahrul turut mendorong penggunaan kredit usaha rakyat (KUR) sebagai bantuan akses permodalan bagi petani. Sebab, ketersediaan dana pemerintah cukup terbatas sehingga permodalan perbankan bisa menjadi solusi.
Tahun ini, pemerintah diketahui menyediakan plafon KUR sebesar Rp 450 triliun atau meningkat 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 373 triliun. Syahrul menyampaikan, khusus KUR sektor pertanian ditargetkan bisa mencapai angka Rp 103 triliun di mana salah satu sasarannya adalah petani milenial.
Ia pun tak menampik, para petani milenial yang menggunakan KUR ada yang mendapatkan kendala hingga mengalami kredit macet. Namun menurutunya itu hal biasa dalam menjalankan bisnis. "KUR macet, jangan takut. Gagal itu bisa, bahkan boleh," kata dia.
Kepala BBSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, sekitar 70 persen petani di Indonesia saat ini sudah memasuki usia antara 45 tahun hingga 50 tahun. Usia tersebut masih cukup produktif.
"Tapi, 10 tahun lagi petani yang saat ini produktif itu akan masuk di fase tidak produktif," katanya.
Dedi menambahkan, rata-rata, para petani milenial saat ini condong kepada komoditas hortikultura dan perkebunan. Alasannya, karena selain untung yang cukup besar juga memiliki orientasi ekspor. Di sisi lain, risiko yang bisa terjadi terbilang cukup kecil.