Pemain West Ham Dikecam Usai Kalah Dari Tottenham, Makin Tenggelam di Jurang Degradasi

Moyes sudah menghabiskan 180 juta pounds untuk pemain, tapi West Ham tampil buruk.

AP Photo/Kirsty Wigglesworth
Pemain Tottenham Richarlison (kanan) berebut bola dengan pemain West Ham Thilo Kehrer pada pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Tottenham Hotspur dan West Ham United di stadion Tottenham Hotspur di London, Ahad (19/2/2023).
Rep: Fitrianto Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pemain West Ham 'merendahkan' David Moyes musim ini dengan kurangnya usaha dan penerapan. Itu dikatakan oleh pundit sepak bola Inggris, Graeme Souness.

Baca Juga


The Hammers mengakhiri hari Ahad (19/2/2023) ini di posisi tiga terbawah setelah kekalahan dari Tottenham. Sebuah hasil yang membuat mereka semakin terpuruk, karena sebagian besar tim di sekitar mereka meraih kemenangan di akhir pekan yang penuh gejolak di papan bawah Liga Primer.

Hanya memiliki satu tendangan tepat sasaran di sepanjang pertandingan. Masalah West Ham di depan gawang dan di lini belakang diperparah oleh Emerson Royal dan Heung-min Son yang membawa Tottenham meraih kemenangan 2-0.

Berbicara pada Sky Sports setelah pertandingan, Souness enggan untuk menimpakan kesalahan  kepada Moyes dan mendesak para pemain untuk 'bangkit' serta menunjukkan perlawanan serta komitmen untuk memastikan mereka keluar dari zona degradasi.

"Anda mengandalkan para pemain. Para pemain membaca media dan akan tahu bahwa sang manajer berada di bawah tekanan dan bahwa para pendukung tidak senang. Semua tergantung pada mereka," kata Souness. 

"Mereka harus lebih berani. Gali hasilnya, jadilah lebih tangguh untuk dilawan. Jadilah lebih tangguh dari tim yang Anda lawan." imbuhnya.

"Kami pernah menjadi manajer, menjadi seorang manajer tidaklah mudah, tetapi terkadang Anda duduk di sana dan [berpikir] apa yang bisa Anda katakan kepada para pemain." 

Moyes sudah menghabiskan 180 juta pounds untuk membeli pemain. Tentu posisi klasemen West Ham saat ini sangat mengecewakan. 

"Anda berbicara tentang mengapa mereka menjadi yang terbaik dari situasi bola mati [musim lalu]? Cara mengopernya sama, tetapi mereka tidak menyerang bola dengan agresi yang sama, itulah mengapa mereka tidak mencetak gol dari situasi bola mati. Para pemain hanya menuruti apa yang diinginkan oleh sang pelatih. Ini adalah waktu bagi mereka untuk bangkit," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler