Kurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi, Pemprov NTB Ajak Ibu Rutin Periksa Kehamilan
Wagub NTB menekankan pentingnya pemeriksaan bagi ibu hamil secara rutin.
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengajak ibu hamil di daerahnya melakukan pemeriksaan secara rutin. Hal ini dilakukan untuk mencegah kematian ibu dan bayi serta menjamin agar bayi yang lahir dengan berat cukup.
"Yang agak signifikan di sini adalah kematian bayi. Di tahun 2022 ada 11 kasus dari enam desa, salah satunya di desa ini," kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah, Senin (20/2/2023).
Dengan tingginya angka kematian bayi tersebut, Wagub NTB berharap intervensi nya bisa langsung menukik ke sasaran sehingga jelas, seperti sisi gizi juga lingkungan. "Dengan sudah tersedianya alat USG saat ini di Puskesmas, diharapkan para ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan. Edukasi kepada ibu hamil, remaja, serta lansia terus diberikan sehingga angka kematian ibu dan bayi, pernikahan anak semua menjadi aman," katanya.
Untuk itu, Wagub NTB menekankan pentingnya pemeriksaan bagi ibu hamil secara rutin dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa protein hewani bagi anak-anak stunting. "Protein hewani itu sangat penting untuk pertumbuhan, seperti telur, daging, ikan itu bagus untuk anak-anak kita setiap hari," ujarnya.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa stunting bukanlah aib, sehingga mereka tidak perlu malu. Stunting pada prinsipnya sama dengan penyakit lain yang bisa disembuhkan. "Tercatat data stunting saat ini di posyandu Keluarga Karang Baru dari sebanyak 7 anak kini tinggal 2 anak namun sudah hampir normal kembali," kata dia.
Kepala Desa Segala Anyar, Ahmad Zaini, menyampaikan pada tahun 2023 ada intervensi anggaran untuk pencegahan penanganan stunting atau kekerdilan dan pemberian secara rutin setiap bulan. "Termasuk satu kegiatan yang kita anggarkan yaitu kesehatan bagi ibu dan bayi, juga sudah kami intervensi di APBD, juga peningkatan kapasitas kader yang kita lakukan," katanya.