Gerakan P2L Terus Didorong di Kota Sukabumi
P2L diharapkan mendorong upaya ketahanan pangan di Kota Sukabumi.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Gerakan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) diharapkan terus berkembang dan meluas di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Melalui gerakan ini, pekarangan atau halaman rumah dimanfaatkan untuk menanam sayuran.
Untuk mendorong gerakan tersebut, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) menggelar acara silaturahim dengan Kelompok P2L se-Kota Sukabumi di Villa Kurniawan, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (21/2/2023).
“Pekarangan Pangan Lestari sudah berjalan satu tahun terakhir,” ujar Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi.
Adrian mengatakan, sejauh ini ada 17 kelompok tani (poktan) yang terlibat P2L, tersebar di 16 kelurahan wilayah tujuh kecamatan Kota Sukabumi. Ia berharap P2L masyarakat ini bisa mandiri dan mendorong upaya ketahanan pangan di Kota Sukabumi.
Salah satu warga asal Kecamatan Gunungpuyuh, Sumianti, mengaku mendapat pengetahuan dengan mengikuti gerakan P2L. “Awalnya tidak bisa bertani, kini dapat wawasan untuk bercocok tanam,” ujar dia.
Warga lainnya, Eneng Rustika, dari Poktan Sauyunan, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, merasakan manfaat dari gerakan P2L ini. “Ketika butuh sayuran, bisa mengambil di pekarangan,” kata Eneng.
Di halaman rumah bisa ditanam pakcoi, cabai rawit, terong, dan sayuran lainnya. Selain bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, hasil P2L ini juga disebut bisa dijual, sehingga ada keuntungan lainnya.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, yang menghadiri acara silaturahim dengan kelompok P2L, mengatakan, semangat gerakan P2L adalah mempertahankan dan memanfaatkan lahan pekarangan rumah masing-masing.
Lahan pekarangan bisa ditanami bermacam sayuran, seperti cabai, tomat, bawang, seledri, dan terong. “Syaratnya konsisten. Di Baros ada RW cabai dan harus dijaga dalam menjaga ketahanan pangan berbasis lahan pekarangan,” ujar Fahmi.
Lewat acara silaturahim ini, Fahmi berharap terbangun kebersamaan dan konsistensi dalam upaya memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam. Jika konsisten, kata dia, P2L akan bisa mandiri dan menjadi bagian upaya menjaga ketersediaan pangan. “Mari berkomitmen dan konsisten. Jangan biarkan lahan pekarangan terbuang percuma atau tidak dimanfaatkan,” kata Fahmi.
Dalam kesempatan itu, Fahmi pun menyampaikan soal kualitas dan keragaman pangan. Jadi, tidak hanya soal kuantitas. Ia berharap kelompok tani dan berbagai organisasi tani dapat turut memperkuat kualitas pangan.
“Bukan hanya kualitas, tapi keragaman dari pangan yang ada, di tengah luasan area persawahan berkurang, sehingga pangan alternatif harus dibicarakan,” kata Fahmi.
Adapun dalam mengoptimalkan lahan pertanian padi di daerah, Fahmi mengatakan, sudah dikenalkan Indeks Pertanaman (IP) 400. Di mana lahan pertanian disiapkan untuk dapat ditanami dan dipanen empat kali dalam satu tahun, dari biasanya dua sampai tiga kali panen.
“Mengajak petani untuk terus bergerak karena saat ini bisa mempersiapkan 30 persen hasil tanam, selebihnya beras dari luar Kota Sukabumi,” kata Fahmi.