Belajar dari Kasus Dandy, Anak Muda Diingatkan Pentingnya 'Pilih' Teman Dekat
Generasi muda perlu belajar menyaring pengaruh dari orang lain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo turut memberi pandangan terkait kasus penganiayaan terhadap David (17 tahun) oleh Mario Dandy Satriyo yang dilatarbelakangi aduan dari sang kekasih, A (15 tahun). Dalam hal ini, Vera mengingatkan generasi muda untuk belajar menyaring pengaruh dari orang lain, bahkan dari teman terdekat.
Vera mengatakan, generasi muda sangat dibolehkan bergaul dan berteman dengan siapa saja. Akan tetapi, penting bagi mereka untuk menjaga jarak jika teman tersebut sudah menyeret pada hal yang tidak baik.
“Bergaul dengan siapa saja tapi filter pengaruh yang diberikan siapapun temanmu. Hindari atau jaga jarak jika sudah merugikan dirimu, merugikan, atau menyakiti orang lain, dan merusak barang atau lingkunganmu,” kata Vera saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/2/2023).
Selain aksi kriminal yang dilakukan Dandy, anak pejabat Ditjen Pajak itu juga disoroti karena memiliki gaya hidup mewah dan sikapnya yang arogan. Anak pejabat seperti halnya Dandy juga cenderung memiliki keberanian untuk bertingkah semaunya, bahkan mencelakakan orang lain.
Lantas kiranya mengapa anak bisa bersikap seperti itu? Menurut Vera, salah satu alasannya mungkin karena anak merasa aman dan memiliki perlindungan sehingga tidak ada perasaan takut ketika dia berbuat ulah.
“Kemungkinan besar juga sebelumnya sudah ada pengalaman-pengalaman di mana anak jadi belajar bahwa dia bisa terhindar dari konsekuensi atas apa yang ia perbuat,” ujar Vera.
Dia juga menyoroti pentingnya memberikan pola asuh yang benar agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi arogan dan tidak bertanggung jawab. Secara umum, tumbuh kembang anak dipengaruhi nature (faktor bawaan) dan nurture (faktor lingkungan, termasuk pengasuhan orang tua).
Orang tua disarankan agar mengasuh anak sesuai usianya, dengan memberikan stimulasi sesuai usia, termasuk memberikan izin menggunakan kendaraan saat anak sudah cukup usia dan memiliki SIM. Orang tua juga melatih tanggung jawab anak terhadap barang orang tua yang dia gunakan, seperti menjaga dan membersihkannya.
Yang tidak kalah penting, orang tua harus mengembangkan empati anak terhadap orang lain. “Latih juga kemampuan anak dalam menyelesaikan konflik, termasuk konflik dengan teman. Bagaimana menyelesaikan konflik yang benar, yang tidak mendahulukan emosi,” kata dia.