Amerika Tarik Ratusan Produk Makanan Terkontaminasi Bakteri Listeria
Listeria menjadi penyebab kematian ketiga akibat penyakit bawaan makanan di Amerika.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 400 produk makanan (dari sandwich, salad, yogurt, hingga makanan wrap siap saji) di Amerika Serikat (AS) ditarik kembali karena terkontaminasi dengan bakteri Listeria. Penarikan itu terkait dengan satu perusahaan, Fresh Ideation Food Group, yang mengatakan bahwa produk itu dijual di sembilan negara bagian dari 24 Januari hingga 30 Januari 2023.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS mengunggah daftar produk yang terkontaminasi pada awal Februari. Wabah Listeria monocytogenes diperkirakan akan ada lebih banyak pada tahun ini.
Setiap tahun, sekitar 1.600 orang di AS jatuh sakit akibat infeksi Listeria, yang dikenal sebagai listeriosis. Sekitar 30 persen yang tertular itu meninggal dunia.
Listeria menjadi penyebab kematian ketiga akibat penyakit bawaan makanan di AS. Jenis bakteri ini lebih cenderung menyebabkan infeksi serius pada anak kecil dan orang yang sedang hamil (dapat menyebabkan keguguran dan kematian janin), memiliki sistem kekebalan yang lemah, atau berusia di atas 65 tahun.
Gejala infeksi Listeria biasanya dimulai sekitar dua pekan setelah bakteri masuk ke tubuh, seperti sakit perut ringan hingga infeksi darah dan sistem saraf pusat yang parah. Orang sehat cenderung mengalami gejala seperti, diare, dan demam. Namun gejalanya bisa berupa demam, nyeri otot, sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang.
Listeria tidak seperti jenis kuman lainnya karena dapat tumbuh dengan baik pada suhu rendah yang ditemukan di lemari es, bahkan bertahan di dalam freezer. Kuman tersebar luas di lingkungan pengolahan makanan. Mereka dapat berkembang biak dan akhirnya membuat Anda sakit karena pembersihan dan sanitasi yang tidak efektif.
“Banyak produsen makanan yang membuat produk makanan siap saji terus-menerus mencari spesies Listeria di pabrik mereka,” kata seorang profesor di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan University of Georgia, Faith Critzer, dilansir BuzzFeed News, Sabtu (25/2/2023).
Direktur penjangkauan dan perluasan program keamanan pangan Safe Plates di North Carolina State University, Ellen Shumaker, mengatakan pengendalian suhu penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Dia menyarankan menggunakan termometer untuk memeriksa suhu. FDA juga merekomendasikan sanitasi tempat penyimpanan atau penyiapan makanan, termasuk bagian dalam dinding dan rak lemari es, talenan dan meja dapur, serta peralatan makan.
“Langkah lain adalah menggunakan termometer makanan saat memasak daging, unggas, dan produk telur, mencuci tangan sebelum dan setelah memegang makanan mentah, serta mengurangi waktu panas,” ujar Shumaker.
Selain itu, Critzer merekomendasikan memanaskan makanan siap saji hingga 165 derajat sebelum dikonsumsi, yang dapat membunuh bakteri. Berikut makanan dan minuman yang lebih mungkin memiliki Listeria.
Bakteri itu sering dikaitkan dengan susu dan keju yang tidak dipasteurisasi, es krim, daging deli, serta sayuran dan buah-buahan mentah atau olahan. Wabah terakhir pada 2022, termasuk jamur enoki yang mengakibatkan tiga orang dirawat di rumah sakit.
Beberapa negara bagian di AS melarang penjualan susu mentah untuk dikonsumsi karena mengandung bakteri berbahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti Salmonella, E coli, Campylobacter, dan Listeria. Jika minum susu yang tidak dipasteurisasi, Anda harus tahu bahwa diperkirakan 50 hingga 160 kali lebih mungkin menyebabkan infeksi Listeria.
Sementara itu, salah satu wabah Listeria yang paling parah di AS adalah melon yang terkontaminasi, menyebabkan 143 rawat inap dan 33 kematian pada 2011. Sejak saat itu, wabah dikaitkan dengan apel karamel, buah berbiji, dan sayuran yang diproses secara minimal.
Wabah yang terkait dengan produk segar termasuk buah-buahan dan sayuran, dimulai dengan lingkungan tempat tumbuh tanaman, pemrosesan, dan penjualan eceran. Tanah, air, penyimpanan, dan jalan serta pembangunan perkotaan memungkinkan terjangkit Listeria.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS merekomendasikan untuk memisahkan daging dari makanan lain, peralatan, dan permukaan makanan. Selain itu, mencuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan penting untuk melindungi dari infeksi.
Untuk menyimpan produk dengan aman, daging deli harus disegel dan dibuka tidak lebih dari dua minggu di lemari es. Untuk produk yang sudah dibuka, produk tidak boleh disimpan di lemari es lebih dari tiga sampai lima hari.