Tetap Bau Meski Sudah Mandi, Mungkin 7 Faktor Ini yang Jadi 'Biang Keroknya'
Apa jadinya apabila Anda sudah mandi tapi tetap memiliki bau badan?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hal kebersihan tubuh, sebab dan akibat biasanya cukup jelas terlihat. Jika malas menyikat gigi, maka gigi akan berlubang, namun apa yang terjadi jika seseorang malas mandi?
Wajar tubuh memiliki bau tak sedap jika malas mandi. Namun apa jadinya apabila sudah mandi lama dan memakai sabun yang menyegarkan, mengapa masih ada orang yang tetap bau? Berikut adalah delapan kemungkinannya dilansir Best Life, pada akhir pekan lalu:
1. Tidak menggosok kulit cukup baik
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah apakah Anda sudah benar-benar membersihkan tubuh secara menyeluruh? “Cara mandi yang benar adalah dengan alat bantu gosok, seperti spons atau kain,” kata pendiri Social Citizen (perusahaan yang memproduksi pakaian tahan keringat) Max Shein.
2. Tidak menggunakan handuk bersih
Seberapa sering Anda mencuci handuk? Shein mengatakan, menggunakan handuk bersih setelah mandi adalah suatu keharusan karena handuk memungkinkan bisa menjadi pemerangkap bau badan setelah beberapa kali digunakan.
3. Makan sesuatu berbau menyengat
Semua skrub dan keramas mungkin tidak cukup untuk menghilangkan bau badan jika disebabkan oleh sesuatu yang Anda makan. “Makanan tertentu, seperti bawang putih, bawang merah, dan makanan pedas, dapat menyebabkan bau badan bahkan setelah mandi,” kata ahli kesehatan yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS), Mark Lewis.
Faktanya, mandi air hangat justru dapat memperparah bau tertentu. Makan bawang putih dalam dosis besar bisa menyebabkannya keluar melalui pori-pori kulit, jadi mandi air hangat bisa menyebabkan ekskresi senyawa ini.
Bawang putih dan bawang bombai terkenal dengan aromanya yang kuat, tetapi makanan lain yang menyebabkan bau badan tidak begitu kentara. Harvard Health menulis bahwa brokoli, kol, dan kembang kol menghasilkan gas yang dapat memengaruhi bau badan.
Pakar mencatat, kondisi langka yang dikenal sebagai trimethylaminuria dapat menyebabkan beberapa orang berbau seperti ikan setelah makan makanan laut. Blogger kesehatan dan kebugaran sekaligus mantan atlet pro, Michael Kummer, mengatakan makanan olahan, alkohol, dan beberapa biji-bijian, juga dapat menyebabkan bau badan.
4. Tidak membersihkan pori-pori
Pori-pori bisa menjadi sumber utama bau badan. Pori-pori tidak selalu mendapatkan pembersihan yang memadai. “Meskipun skrub dapat menghilangkan senyawa dan organisme di permukaan kulit, pori-pori itu sendiri tidak mudah dicuci bersih dan dikosongkan,” ujar seorang asisten dokter di Fredheim Lifestyle Center di Norwegia, Justin Neubrander.
Dia merekomendasikan penggunaan air hangat untuk membuka pori-pori, serta waslap untuk memberikan gesekan ekstra untuk mengikis kotoran permukaan dan sel kulit mati. Perhatian ekstra dapat diberikan pada area yang cenderung memiliki pori-pori berbau, ketiak dan kemaluan.
5. Berkeringat lebih banyak dari biasanya
Mungkin kecemasan tentang presentasi besar yang harus dilakukan pada pagi hari, atau mungkin perjalanan di kereta menuju tempat kerja, cenderung membosankan. Apa pun yang membuat Anda berkeringat bisa membuat bau, tak peduli seberapa bersih diri Anda.
Bukan hanya keringat yang menyebabkan bau badan. Saat berkeringat, bakteri alami di kulit memecah keringat menjadi tioalkohol, jadi bau badan yang Anda cium itu karena bakteri yang berinteraksi dengan keringat.
Area tubuh yang hangat, basah, dan gelap kemungkinan besar akan menangkap bau karena ideal untuk bakteri, termasuk ketiak. Meskipun mengatasi situasi tertentu mungkin perlu dilakukan seperti menghilangkan stres dengan yoga dan meditasi atau menghindari perjalanan kereta api yang padat pada jam sibuk, tetap penting bagi Anda untuk menggosok dengan benar saat mandi.
6. Memiliki kondisi medis tertentu
Bau badan yang mengganggu mungkin tidak ada hubungannya dengan seberapa bersih atau seberapa sering Anda mandi, karena kondisi medis tertentu dapat menyebabkan tubuh berbau tidak sedap. “Beberapa dari kondisi ini hanya berasal dari nafas kita, seperti radang amandel, radang gusi, dan sinusitis,” kata Neubrander.
Dia mengatakan, diabetes berpotensi menyebabkan perubahan bau napas dan keringat, serta semua jenis infeksi. Infeksi penyebab bau dapat muncul di tempat yang tidak terduga seperti di pusar.
“Kondisi medis yang dapat memengaruhi bau badan antara lain diabetes, asam urat, menopause, kelenjar tiroid yang terlalu aktif, penyakit hati, dan penyakit ginjal,” ujar Kummer.
7. Perokok
Tidak sulit mencari alasan untuk berhenti merokok. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit termasuk kanker, penyakit jantung, strok, penyakit paru-paru, diabetes, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, dan bronkitis kronis.
Alasan lainnya adalah merokok dapat membuat tubuh berbau tidak sedap, tidak peduli seberapa keras Anda mencoba menghilangkannya. “Asap rokok menyimpan residu karsinogenik pada semua yang disentuhnya, termasuk rambut, kulit, dan mulut,” kata Quit and Stay Quit Monday (alat untuk berhenti merokok yang dirancang oleh organisasi The Monday Campaigns).
Mereka juga mencatat bahwa penggunaan nikotin membuat orang lebih banyak berkeringat, dan membuat keringat mereka berbau lebih buruk. “Berhentilah merokok, maka tubuhmu akan berbau lebih baik dalam waktu singkat,” kata mereka lagi.