Delegasi Palestina dan Israel akan Bertemu di Yordania
Delegasi dari Mesir, Yordania, dan AS juga akan hadir dalam pertemuan tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Delegasi tingkat tinggi daru Palestina dan Israel akan bertemu di Yordania pada Ahad (26/2/2023). Pertemuan kedua belah pihak ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi gelombang kekerasan menjelang bulan suci Ramadhan.
Israel mengatakan, penasihat keamanan nasional perdana menteri serta kepala badan keamanan domestik Shin Bet akan menghadiri pembicaraan di negara tetangga Yordania. Kepala dinas intelijen Palestina serta penasihat Presiden Mahmoud Abbas diharapkan bergabung.
Kehadiran pejabat tinggi pada pertemuan tersebut akan didampingi oleh delegasi dari Mesir, Yordania, dan Amerika Serikat (AS). Pertemuan mereka menggarisbawahi parahnya krisis antara Israel dan Palestina saat ini. Itu juga merupakan pertemuan tingkat tinggi yang jarang terjadi antara kedua belah pihak.
Pertemuan tidak bisa ini terjadi pada saat ketegangan meningkat dan setelah Palestina memutuskan koordinasi keamanan dengan Israel atas kekerasan selama beberapa waktu lalu. Kantor Abbas mengatakan, Palestina akan menekankan perlunya menghentikan semua tindakan sepihak Israel.
Seorang pejabat Israel mengatakan, pertemuan itu dimaksudkan untuk meredakan ketegangan menjelang Ramadhan dan datang setelah permintaan AS.
Seorang pejabat Yordania juga mengatakan, pertemuan itu dimaksudkan untuk menghentikan tindakan sepihak Israel, membangun kepercayaan, dan mengarah pada kontak yang lebih komprehensif antara kedua belah pihak. Dia mengatakan, pertemuan itu akan berlangsung di kota resor Laut Merah Aqaba, Yordania.
Warga Palestina yang menentang setiap keterlibatan resmi dengan Israel mengatakan, mereka akan memprotes pertemuan tersebut. Sementara kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengkritik pertemuan tersebut.
Pertumpahan darah terus berlanjut bahkan saat berita tentang pertemuan itu muncul. Militer Israel mengatakan, ada penembakan di wilayah pendudukan Tepi Barat utara.
Area ini menjadi saksi ketegangan yang meroket antara kota-kota Palestina dan permukiman Yahudi yang oleh masyarakat internasional dianggap ilegal. Layanan penyelamatan darurat Israel mengatakan, dua orang terluka parah dan diterbangkan ke rumah sakit untuk perawatan.
Pekan lalu, pejabat Israel menyetujui pembangunan lebih dari 7.000 rumah pemukiman baru di Tepi Barat. Ditambah lagi kekerasan antara Israel dan Palestina telah meningkat sejak Israel meningkatkan serangan di Tepi Barat menyusul serentetan serangan Palestina musim semi lalu.
Pertumpahan darah telah meningkat tahun ini, dengan lebih dari 60 warga Palestina tewas di Tepi Barat dan Yerusalem timur. Serangan Palestina terhadap Israel telah menewaskan 11 orang pada tahun 2023.
Israel mengatakan, serangan itu dimaksudkan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan di masa depan. Orang-orang Palestina mengatakan, Israel semakin memperkuat pendudukan terbuka selama 55 tahun atas tanah yang mereka inginkan untuk negara di masa depan.
Ramadhan tahun ini bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi selama seminggu. Para jamaah dari kedua agama diperkirakan akan berduyun-duyun ke tempat-tempat suci di Kota Tua Yerusalem, yang sering menjadi titik nyala kekerasan di antara kedua belah pihak.
Bentrokan meletus di situs suci utama Yerusalem tahun lalu dan ketegangan di situs tersebut memicu perang 11 hari dengan militan Hamas di Jalur Gaza pada 2021.