7 Hal Penting untuk Bantu Remaja Kelola Amarah, Jangan Sampai 'Kesetanan'
Orang tua harus lebih proaktif membantu anak kelola amarahnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengajarkan anger management atau pengelolaan amarah pada anak bukanlah hal mudah, apalagi ketika ia beranjak remaja. Pasalnya, ketika remaja mereka akan mulai mencari jati diri dan menunjukkan eksistensi dirinya.
Tidak hanya itu, lingkungan sosial terutama teman sebaya juga bisa memberikan pengaruh yang besar baik positif atau negatif terhadap perkembangan sosial remaja. Karena itulah, orang tua dianjurkan untuk lebih proaktif dalam membantu anak mengelola amarahnya.
Psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga, Katarina Ira Puspita, mengungkap tujuh faktor yang bisa membantu mendukung anak muda mengelola amarahnya. Apa saja? Yuk simak uraian berikut:
1. Ciptakan batasan dan harapan untuk anak remaja
Ira menjelaskan, remaja yang membangkang dan pemarah membutuhkan aturan yang jelas yang terkait dengan konsekuensi ketika dia melanggar aturan. Tetapkan aturan dan harapan ini selama waktu tenang.
Orang tua juga perlu berbicara dengan buah hatinya sehingga mereka mengetahui apa yang diharapkan ketika aturan tersebut dilanggar. Jelaskan kepada anak remaja bahwa peraturan ini untuk membantunya tetap aman dan bebas dari bahaya.
"Ekspresikan cinta dan kasih sayang orang tua untuk anak, bahkan remaja yang sedang marah pun ingin tahu bahwa orang tua mereka menyayangi mereka," kata Ira saat dihubungi Republika.co.id, Senin (27/2/2023).
2. Sediakan waktu untuk berbicara dengan anak remaja
Hindari mengajak anak berbicara dan memberikan nasihat saat dia sedang marah. Setelah anak merasa tenang, orang tua baru boleh berbicara dan menanyakan tentang apa yang sebenarnya mengganggu mereka.
Jika dia mau berbicara, jangan menilai atau mencoba mengoreksinya. Cukup dengarkan dia tanpa menjadi marah.
3. Dorong gaya hidup sehat
Ira menganjurkan setiap orang tua untuk mendorong anaknya menerapkan gaya hidup sehat dengan olahraga fisik, makan sehat, dan tidur yang cukup. Menciptakan rutinitas gaya hidup sehat untuk anak remaja membantu menumbuhkan perilaku yang baik pada anak remaja.
"Pastikan anak remaja cukup tidur. Kurang tidur dapat meningkatkan stres, perubahan suasana hati, dan lekas marah," jelas dia.
4. Batasi penggunaan teknologi
Penggunaan teknologi, media sosial, atau screen time yang berlebihan tidak sehat bagi anak. Ira mengatakan, terlalu banyak screen time tidak hanya dapat memengaruhi tidur anak, tetapi juga dapat menyebabkan lekas marah.
Karena itulah, Ira meminta orang tua untuk selalu memantau penggunaan teknologi anaknya demi memastikan mereka tidak mengonsumsi acara TV, video game, film, dan musik yang menampilkan kekerasan dan bisa memicu ledakan dan perilaku kekerasan.
5. Dorong anak remaja untuk menemukan hobi
Hobi dapat membantu remaja mengelola emosi negatif mereka. Orang dewasa harus mendorong anak mereka untuk berpartisipasi dalam hobi yang akan berfungsi sebagai pelampiasan kemarahan.
Ira menyebut ada banyak hal bisa dieksplorasi. Anak remaja bisa ikut olahraga, angkat berat, jurnal, musik, yoga, memasak, seni, hingga menunggang kuda.
6. Berikan contoh yang baik untuk anak remaja
Ira mengatakan salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajarkan pola koping yang sehat dan pengaturan emosi remaja adalah dengan memberi contoh. Saat anak remaja mulai merasa marah, pastikan orang tua menunjukkan respons yang sehat dan tepat dan tetap tenang rasional.
7. Sediakan waktu berkualitas dengan anak remaja
Setiap anak ingin dicintai dan diterima tanpa syarat oleh orang tuanya, bahkan ketika mereka tidak menunjukkannya. Ira pun menyerukan agar ayah dan ibu meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang anak sukai.
Orang tua perlu fokus menunjukan kasih sayang, memvalidasi, dan bersikap positif tentang anak remaja dan kelebihannya. Yakinkan anak betapa mereka dicintai oleh orang tua baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Anak yang marah atau bersikap negatif terhadap orang tua kemungkinan besar merasa tidak aman dan tidak disayangi oleh ayah dan ibunya. Berikan perhatian penuh kepada anak remaja untuk meyakinkan mereka bahwa orang tua mencintai dan peduli.