Gejala Sirosis Hati Bisa Terlihat Saat Sikat Gigi, Seperti Apa?

Kerusakan hati akibat sirosis tak bisa diperbaiki.

www.maxpixel.com
Menyikat gigi (ilustrasi). Gejala sirosis hati dapat terlihat salah satunya saat sikat gigi.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sirosis merupakan komplikasi berbahaya yang bisa dialami oleh para penderita penyakit perlemakan hati. Salah satu gejala sirosis dapat dikenali ketika penderita sedang menyikat gigi.

Gejala tersebut adalah gusi berdarah. Secara umum, sirosis bisa terjadi ketika organ hati mengalami kerusakan akibat kondisi tertentu.

Salah satu dari kondisi tersebut adalah penyakit perlemakan hati non alkoholik. Penyakit ini disebabkan oleh adanya penumpukan lemak di hati akibat berbagai faktor selain konsumsi alkohol.

Baca Juga



"Sirosis merupakan terbentuknya jaringan parut (yang meluas) pada hati karena adanya kerusakan hati jangka panjang yang terus-menerus," jelas National Health Service di Inggris, seperti dilansir Express, Selasa (28/2/2023).

Pada kasus sirosis, jaringan-jaringan sehat di organ hati telah tergantikan dengan jaringan parut. Kondisi ini akan mempersulit organ hati untuk bekerja dengan sebagaimana mestinya.

"Kerusakan hati akibat sirosis tak bisa diperbaiki dan seiring waktu bisa menjadi sangat berat hingga hati Anda berhenti berfungsi," ujar National Health Service.

Meski bisa fatal, sirosis biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai tahap berhentinya fungsi hati atau gagal hati. Artinya, ada peluang bagi penderita sirosis untuk mendapatkan pengobatan lebih dini dan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut pada organ hati.

Yang cukup menyulitkan, sirosis kerap tak memunculkan gejala berarti bila kerusakan pada hati belum begitu berat. Gejala cenderung mulai muncul ketika hati fungsi hati mulai mengalami penurunan.

Oleh karena itu, orang dengan penyakit perlemakan hati non alkoholik atau penyakit hati lain seperti hepatitis B atau C, perlu lebih mewaspadai beragam gejala sirosis. Salah satu dari gejala sirosis yang mungkin tampak sepele adalah gusi berdarah.

Sirosis bisa memicu gusi berdarah karena kondisi ini dapat membuat penderitanya lebih mudah mengalami perdarahan atau memar. Oleh karena itu, gesekan ringan dari sikat gigi sudah bisa memicu perdarahan di gusi.

Keluhan mimisan juga cukup sering terjadi pada orang dengan sirosis. Selain gusi berdarah, ada beberapa gejala sirosis lain yang juga tampak sepele dan kerap terabaikan. Gejala-gejala tersebut adalah penurunan nafsu makan, kulit gatal, dan mual.

Sebagai tambahan, National Health Service juga mengungkapkan beberapa gejala sirosis lain yang patut diwaspadai. Gejala tersebut adalah penurunan berat badan dan massa otot, rasa nyeri di area hati, rambut rontok, kemunculan kapiler darah pada area kulit di atas pinggang, demam, dan menggigil.

"Pada tahap yang lebih lanjut, (sirosis bisa memunculkan) gejala sakit kuning, muntah darah, kotoran berwarna gelap dan seperti aspal, serta penumpukan cairan di kaki (oedema) serta perut (ascites)," kata National Health Service.

Orang yang mengalami gejala-gejala ini secara persisten sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Semakin cepat sirosis ditemukan, semakin besar pula kemungkinan kerusakan hati yang dapat dicegah.

Mewaspadai Penyakit Perlemakan Hati

Mencegah akan selalu lebih baik dibandingkan dengan mengobati. Agar terhindar dari sirosis, penting untuk menjauhi beragam kondisi yang dapat menjadi pemicunya. Salah satu kondisi tersebut adalah penyakit perlemakan hati nonalkoholik.

Peluang terjadinya penyakit perlemakan hati nonalkoholik dapat ditekan dengan cara menjauhi beragam faktor risikonya. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko dari penyakit perlemakan hati nonalkoholik:

1. Kegemukan atau obesitas, khususnya pada individu dengan bentuk tubuh apel
2. Memiliki kondisi diabetes tipe 2
3. Memiliki kondisi yang memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin
4. Memiliki tiroid yang kurang aktif
5. Memiliki kolesterol tinggi
6. Memiliki sindrom metabolik (kombinasi diabetes, tekanan darah tinggi, serta kegemukan)
7. Berusia di atas 50 tahun
8. Memiliki kebiasaan merokok

Risiko penyakit perlemakan hati nonalkoholik juga dapat diminimalisir lewat penerapan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat ini mencakup pola makan yang seimbang dan bergizi, menurunkan berat badan berlebih, berhenti merokok, serta berolahraga secara rutin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler