Presiden Turki Berjanji Bangun Ulang Wilayah yang Dilanda Gempa
Erdogan menyerukan kepada penduduk setempat agar melindungi dan menjaga kota-kota
REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (27/2/2023) berjanji untuk tidak mengizinkan perubahan besar pada demografi wilayah selatan negara itu di tengah upaya pemerintah untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur akibat gempa kuat pada 6 Februari.
“Kita tidak dapat mengabaikan perubahan struktural pada kota-kota kita (yang dilanda gempa), di mana kita telah hidup lama dan tempat ini telah menjadi rumah bagi berbagai peradaban selama ribuan tahun,” kata Erdogan dalam jumpa pers di Adiyaman, salah satu provinsi yang paling parah terdampak gempa.
Presiden menyerukan kepada penduduk setempat agar melindungi dan menjaga kota-kota mereka.
“Jangan pernah meninggalkan kampung halaman Anda secara permanen. Kami akan membangunkan Anda rumah yang lebih baik, lebih indah, lebih aman, lebih baru untuk setiap rumah yang runtuh," ujar Erdogan.
Menyatakan pemerintahnya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menata kota-kota dalam menghadapi bencana di masa depan, Erdogan mengatakan pembangunan tidak akan diizinkan di daerah dekat garis patahan atau rawan likuifaksi selama gempa bumi.
Dia juga menentang pembangunan gedung bertingkat tinggi di pemukiman tua.
Mengulangi janjinya untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa dalam kurun waktu satu tahun, dia mengatakan, "Kami akan melakukan apa pun untuk mempersiapkan kota kami menghadapi bencana, mulai dari mempercepat proyek transformasi perkotaan secepat mungkin."
Erdogan mengungkapkan pemerintah "melakukan apapun yang diperlukan," dengan survei properti tanah sudah selesai di lokasi di mana total 309.000 rumah baru akan dibangun dan pembangunan siap dimulai.
"Kami akan membangun hampir 50.000 rumah di Adiyaman. Kami akan mulai membuka dan membangun di mana zonasi mikro dan survei geologi telah diselesaikan," tutur dia.
Presiden Turki juga meminta maaf atas upaya pencarian, penyelamatan, dan pertolongan yang tidak dilakukan seefektif yang diinginkan pada hari-hari pertama gempa karena efek destruktif dari guncangan dan cuaca buruk.
Sedikitnya 44.374 orang tewas akibat gempa berkekuatan M 7,7 dan 7,6 di selatan Turki.