Lagi Naik Gunung, Cuaca Dingin Bisa Bikin Asma Kambuh, Apa yang Harus Dilakukan?
Cuaca dingin bisa memicu kambuhnya asma.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang mahasiswa pecinta alam dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, meninggal dunia pada Ahad (26/2/2023) saat mendaki Gunung Slamet. Korban yang bernama Sadewa Natha Radya itu mengalami hipotermia dan serangan asma.
Bagaimana cara agar penderita asma tidak kambuh saat berhadapan dengan hawa dingin pegunungan, terlebih di musim hujan? Salah satu hal penting yang perlu dilakukan penderita asma adalah menghindari beragam pemicu serangan. Bagi sebagian penderita asma, cuaca yang dingin bisa menjadi pemicu timbulnya serangan asma.
"Menghirup udara dingin dari mulut memungkinkan udara dingin masuk dengan cepat ke paru-paru, yang kemudian bisa memicu serangan asma," jelas Rheumatology and Allergy Institute of Connecticut melalui laman resminya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Asthma UK. Menurut organisasi kesehatan ini, udara yang dingin bisa memicu terjadinya serangan asma pada sebagian orang. Tak hanya itu, gejala asma yang muncul di tengah cuaca dingin cenderung terasa lebih berat.
"Menghirup udara dingin dan kering bisa mengiritasi jalur napas Anda," kata Asthma UK melalui laman resminya.
Menurut Allergy & Asthma Network, udara dingin dan kering yang terhirup oleh penderita asma bisa membuat otot di jalan napas mengalami kejang. Di saat yang sama, otot juga mencoba untuk menjaga jalan napas tetap terbuka.
"Kondisi ini akan mengiritasi lapisan jalan napas lebih lanjut dan memicu batuk, mengi, dan sesak napas (pada penderita asma)," ujar Allergy & Asthma Network melalui laman resminya.
Allergy & Asthma Network menjelaskan, udara dingin yang sering memicu munculnya gejala asma atau kekambuhan adalah udara dingin yang kering. Selain itu, udara dingin dan berangin juga bisa memicu serangan atau kemunculan gejala asma.
"Secara umum, semakin berat asma Anda, semakin besar kemungkinan udara dingin berdampak pada Anda," kata Allergy & Asthma Network.
Sebagai tambahan, kasus pilek dan flu cenderung lebih banyak terjadi saat cuaca dingin. Menurut Asthma UK, pilek dan flu bisa memperburuk gejala asma atau memicu serangan asma pada sekitar 75 persen penderita asma.
Di sisi lain, udara dingin saat cuaca berangin atau hujan dapat membangkitkan spora jamur dan perubahan tekanan barometrik. Kondisi tersebut bisa memicu sinusitis sekaligus menyebabkan terjadinya serangan asma.
Ketika udara dingin memicu kambuhnya asma, gejala-gejala yang muncul tak berbeda dengan gejala asma pada umumnya. Beberapa dari gejala asma tersebut adalah batuk, mengi, sesak napas, dan dada terasa seperti ditekan.
Terlepas dari adanya risiko kekambuhan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan penderita asma untuk melidungi diri di saat cuaca sedang dingin. Berikut ini adalah lima upaya di antaranya:
1. Menutup area mulut dan hidung dengan syal agar udara menjadi lebih hangat sebelum terhirup oleh hidung.
2. Biasakan bernapas dari hidung, bukan mulut, agar udara menjadi lebih hangat saat masuk jalan napas.
3. Gunakan inhaler short-acting albuterol saat gejala pertama serangan asma muncul agar tidak terjadi perburukan.
4. Upayakan berada di dalam ruangan sesering mungkin agar mendapatkan udara yang lebih hangat. Udara yang lebih hangat dapat membantu jalan napas tetap terbuka dengan optimal. Pastikan ruangan yang ditempati terhindar dari alergen atau iritan pemicu serangan asma.
5. Konsultasi dengan dokter untuk rencana perawatan jangka panjang bila sering mengalami gejala atau serangan asma saat cuaca dingin.