Cerita Kusnadi Sebelum Atap Kelas Ambruk di SDN 3 Sukagumiwang Indramayu
Tidak ada korban akibat ambruknya atap ruang kelas di SDN 3 Sukagumiwang Indramayu.
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Atap ruang kelas lima di SDN 3 Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ambruk. Rangka kuda-kuda kayu beserta genting terlihat berserakan di lantai ruang kelas itu.
SDN 3 Sukagumiwang berada di Desa Sukagumiwang, Kecamatan Sukagumiwang. Atap ruang kelas lima di sekolah tersebut dilaporkan ambruk pada Senin (27/2/2023).
Berdasarkan pantauan Republika, Rabu (1/3/2023), puing-puing atap yang ambruk terlihat menimpa lantai, juga lemari dan meja guru di dalam kelas. Kini kondisi ruang kelas itu terbuka bagian atasnya.
Ambruknya atap tersebut terjadi saat jam kegiatan belajar mengajar (KBM), sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, tak ada siswa maupun guru yang terluka akibat kejadian itu karena ruang kelas sudah dikosongkan.
Beberapa hari sebelum kejadian, salah satu guru, Kusnadi, sudah melihat ada potensi atap ruang kelas itu ambruk.
Kusnadi mendapat tugas dari kepala sekolah untuk rutin memantau kondisi ruang kelas, demi keselamatan para siswa. Pada Sabtu (25/2/2023), Kusnadi memperbaiki pintu kelas yang rusak. Saat itu, matanya sekalian menyapu kondisi bagian lain di ruang kelas, yang memang kondisinya rusak, termasuk pada bagian atapnya.
Kusnadi melihat retak pada bagian kayu kuda-kuda atap ruang kelas lima. Melihat kondisi itu, Kusnadi secara spontan meminta guru kelas lima, Lina, agar segera mengeluarkan seluruh murid dari ruang kelas tersebut.
“Waktu itu anak-anak sedang belajar di dalam ruang kelas bersama gurunya,” kata Kusnadi, saat ditemui di SDN 3 Sukagumiwang, Rabu (1/3/2023).
Kursi dan meja di ruang kelas lima itu juga dikeluarkan. Firasat Kusnadi terbukti. Atap ruang kelas lima ambruk pada Senin (27/2/2023).
Kusnadi tak bisa membayangkan seandainya atap ambruk itu terjadi ketika sekitar 40 siswa kelas lima masih belajar di ruangan itu. “Alhamdulillah, anak-anak selamat karena ruang kelas sudah dalam keadaan kosong,” ujar Kusnadi.
Saat kejadian, kondisi cuaca hujan, yang disertai angin. Menurut Kusnadi, saat atap itu ambruk terdengar suara gemuruh keras. Peserta didik yang berada di ruangan lain pun sampai berhamburan keluar. Warga yang tinggal di sekitar sekolah juga berdatangan untuk memastikan asal suara gemuruh itu.
Pihak sekolah langsung melaporkan ambruknya atap ruang kelas itu kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu. Lantaran kejadian itu, siswa kelas lima sementara belajar secara bergantian dengan siswa kelas empat. Mereka belajar di siang hari setelah siswa kelas empat selesai belajar.
Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, Baman, mengatakan, pihaknya langsung meluncur ke SDN 3 Sukagumiwang saat mendapat laporan adanya atap ruang kelas yang ambruk. “Itu kejadian pukul 10.00 WIB. Pukul 11.00 WIB saya sudah sampai ke situ,” kata dia.
Menurut Baman, SDN 3 Sukagumiwang sebenarnya sudah masuk dalam usulan untuk perbaikan pada 2024, baik melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) maupun dana alokasi khusus (DAK). “Tapi, mungkin karena alam ya, akhirnya gebruk (ambruk) duluan,” kata Baman.
Dengan kondisi tersebut, Baman mengatakan, pihaknya berupaya mempercepat upaya perbaikan di SDN 3 Sukagumiwang, dengan mengirimkan nota dinas kepada bupati Indramayu. Jika disetujui, diharapkan perbaikan bisa dilakukan tahun ini. “Kalau nota dinasnya terealisasi, ya alhamdulillah,” ujarnya.
Baman mengatakan, ada tiga sekolah yang diusulkan dalam nota dinas pada tahun ini. Selain SDN 3 Sukagumiwang, juga SDN Dadap dan SDN Dukuh. “Yang parah-parah itu kita usulkan,” kata Baman.
Menurut Baman, pada 2023 ini kegiatan rehabilitasi rencananya dilakukan terhadap 22 sekolah. Namun, jika ada sekolah lain yang kondisi kerusakan bangunannya dinilai parah, kata dia, akan diupayakan perbaikan bisa dilakukan lebih cepat, dengan mengirimkan nota dinas.