Ditjen PHU Gelar Rakernas Bahas Isu Strategis dan Haji Ramah Lansia
Pemilihan asrama haji sebagai tempat Rakernas disebut untuk mengoptimalkan BMN.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Tahun 2023. Rakernas yang berlangsung dari 1 hingga 3 Maret 2023 ini mengangkat tema "Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia".
Dirjen PHU, Hilman Latief, mengatakan tahun ini terdapat 62 ribu jamaah lanjut usia (lansia) yang akan berangkat haji. "Ramah Lansia dijadikan tema Rakernas sebagai bentuk afirmasi terhadap jemaah haji lansia," ujar Hilman saat memberikan sambutan, dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (2/3/2023).
Ia menyebut ada beberapa isu yang akan dibahas dalam Rakernas. Di antaranya adalah persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023, tindaklanjut dari Evaluasi Haji tahun 2022, strategi pencapaian dan isu-isu strategis yang terkait dengan haji.
Adapun pemilihan asrama haji sebagai tempat Rakernas disebut untuk mengoptimalkan BMN Kemenag. Di sisi lain, sekaligus untuk menilai kesiapan asrama haji dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
Berbeda dengan sebelumnya, Rakernas tahun ini meniadakan sidang komisi. Sebagai gantinya, Rakernas diisi dengan diskusi membahas isu-isu strategis penyelenggaraan haji dan umrah.
"Kami lebih menekankan pada sinergi, terarah dan terukur, serta partisipasi aktif peserta secara keseluruhan. Hasil akhir Rakernas ini adalah strategi pencapaian atas penyelesaian isu-isu strategis," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta Dirjen PHU agar memberi pelayanan terbaik kepada jamaah haji 2023. Ia juga mengingatkan pelaksanaan haji tahun ini ada 62 ribu jamaah lansia, sehingga ia meminta para petugas mendapatkan pelatihan khusus, terutama yang berkaitan dengan melayani jamaah lansia ini.
"Saya mendapat laporan, para petugas akan disekolahkan. Semoga itu bisa dilaksanakan dengan baik, terutama agar jamaah haji lansia ini benar-benar mendapatkan pelayanan terbaik,” ucap Menag.
Menurutnya, kebutuhan jamaah lansia ini pasti berbeda dibandingkan dengan jamaah yang usianya lebih muda. Karena itu, ia meminta agar mereka perlu diperhatikan dengan detail dan seksama.
“Di beberapa daerah, ada jamaah yang usianya di atas 100 tahun. Bisa bayangkan usia di atas seratus tahun, makanannya saja harus diperhatikan, itu baru makanan,” lanjut Menag.
Gus Men, panggilan akrabnya, menyadari jika hal tersebut tidak mudah. Namun demikian, sebagai pelayan masyarakat, hal tersebut harus tetap dilakukan guna memberikan kenyamanan dan kelancaran beribadah bagi mereka.
Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan kunci dalam pelayanan yang baik terdapat pada petugas yang melayani. Artinya, rekrutmen petugas menjadi kunci pelaksanaan ibadah haji ramah lansia dan berkeadilan.