Kadin Gandeng Pengusaha Malaysia Genjot Ekonomi Regional
MITI menyambut baik Kadin Indonesia dan ASEAN-BAC untuk bekerja sama lebih erat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keketuaan ASEAN Business Advisory Council Indonesia yang dipimpin oleh Arsjad Rasjid yang juga selaku Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) melakukan lawatan bisnis ke Malaysia. Perjalanan bisnis dilakukan untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi melalui inovasi dan inklusivitas ASEAN.
Lawatan yang dimulai 27 Februari hingga 1 Maret 2023 tersebut difokuskan untuk memajukan tiga nilai inti yaitu sentralitas, inovasi, dan inklusivitas. Ketiganya menjadi landasan bagi lima prioritas utama dan tujuh legacy projects dari ASEAN-BAC 2023.
Salah satu pemangku kepentingan utama yang ditemui ASEAN-BAC selama lawatan adalah Menteri Tengku Zafrul, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia.
Dalam pertemuan ini, ASEAN-BAC membahas agenda keketuaannya dan menjalin kerja sama untuk chairmanship legacy. Menteri Tengku Zafrul menyoroti pentingnya penguatan hubungan strategis antara sektor swasta, pemerintah, dan ASEAN, terutama menjelang giliran Malaysia sebagai Ketua ASEAN pada 2025.
"Kami mengapresiasi upaya Presiden ASEAN-BAC Indonesia, khususnya dalam memajukan digitalisasi, keberlanjutan, dan mendorong kewirausahaan. MITI menyambut baik Kadin Indonesia dan ASEAN-BAC untuk bekerja sama lebih erat dalam memajukan industri dan perdagangan di kawasan ASEAN," kata Tengku Zafrul melalui media sosialnya.
Menanggapi hal tersebut, ASEAN-BAC menegaskan kembali komitmen bisnisnya untuk mengembangkan visi ambisius Masyarakat Ekonomi ASEAN pasca 2025 di tengah lanskap ekonomi yang semakin menantang.
Arsjad mengatakan, sentralitas ASEAN perlu dilihat sebagai suatu kesatuan yang signifikan untuk integrasi ekonomi kawasan. Menurutnya, ASEAN harus dilihat sebagai suatu kawasan yang memiliki Satu Visi, Satu Identitas, dan Satu Komunitas.
"Sehingga kesatuan negara ASEAN tidak hanya menjadi sebuah narasi, tidak hanya dari sudut pandang bisnis, maupun investasi," ujar Ketua Kamar Dagang Indonesia Arsjad Rasjid dalam keterangan tulis, Jumat (3/3/2023).
Pertemuan tersebut juga menyoroti kebutuhan untuk secara kolaboratif membangun peningkatan kapasitas pada format standar pelaporan ESG, serta mempromosikan pendanaan skema publik-swasta dalam proyek-proyek yang berkelanjutan.
Arsjad mengungkapkan beberapa kebijakan telah dipromosikan di lawatan bisnis ASEAN BAC kepada pemerintah dan sektor swasta Malaysia. Di antaranya eksplorasi prakarsa legacy dalam ruang lingkup pembangunan berkelanjutan, termasuk Carbon Center of Excellence untuk meningkatkan aktivitas perdagangan karbon bagi kawasan untuk memastikan pencapaian target nol bersih pada 2060.
Lawatan ke Malaysia kali ini juga menekankan semangat gotong royong yang telah menjadi landasan masyarakat Indonesia dan Malaysia. Hal ini tercermin melalui pertemuan antara CEO AirAsia Tony Fernandez dan Arsjad untuk meningkatkan peran bisnis regional di ASEAN.
Pembahasan pertemuan tersebut menekankan upaya konkrit dalam mempromosikan konektivitas antar masyarakat melalui pertukaran bisnis, kunjungan, dan kemitraan antara bisnis dan pemerintah di kawasan.
Hubungan perdagangan Malaysia-Indonesia sangat kuat. Total nilai perdagangan pada 2021 meningkat 43,5 persen dari 2020 hingga mencapai 22,93 dolar AS miliar. Indonesia juga menjadi mitra dagang terbesar ketujuh Malaysia secara global, dan pada kawasan ASEAN, Indonesia adalah mitra dagang terbesar ketiga.
Adapun roadshow ke Malaysia ini bertujuan untuk membangun fondasi perdagangan dan mempromosikan kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dalam barang-barang konsumen sebagai prioritas utama. Termasuk produk halal dan bagaimana ASEAN yang terintegrasi dapat bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya perusahaan.
Wakil Ketua ASEAN-BAC 2023, Bernardino Vega menambahkan, sebagai dua negara yang memiliki sejarah dan budaya yang panjang, Malaysia dan Indonesia selalu mempertahankan hubungan kuat yang dibangun atas dasar saling menghormati dan pengertian.
"Pemerintah kami memiliki banyak perjanjian dan memorandum yang berupaya memperkuat kerja sama kami melalui mekanisme bilateral, tetapi kami menghargai aktivisme yang lebih besar dan partisipasi masyarakat di kedua belah pihak untuk mengupayakan dan mendorong lebih jauh kolaborasi yang saling menguntungkan," ujarnya.