Perut Nyeri Parah Bisa Menjadi Tanda Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi cenderung tidak memunculkan gejala awal.

Republika/Prayogi
Sakit perut (Ilustrasi). Dalam kasus yang parah, gejala kolesterol tinggi dapat muncul akibat pembesaran hati dan limpa, yang menyebabkan nyeri parah di perut.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejalanya tidak begitu jelas terlihat, kolesterol tinggi cenderung tidak terobati hingga menjadi parah. Dalam kasus yang parah, gejala kolesterol tinggi dapat muncul akibat pembesaran hati dan limpa, yang menyebabkan nyeri parah di perut.

Trigliserida dan kolesterol adalah dua jenis lemak utama yang diandalkan tubuh untuk energi dan melindungi tubuh dari dingin. Lemak dan protein yang bersirkulasi dalam aliran darah ini membentuk lipoproteinnya sendiri, yang membantu membedakan kolesterol jahat dan baik.

Salah satunya adalah lipoprotein densitas rendah (LDL). Ini dikenal sebagai kolesterol jahat karena meningkatkan risiko serangan jantung.

Baca Juga


"Idealnya, kadarnya harus kurang dari 130 mg/dl," tutur Mount Sinai Health System di Amerika Serikat, dilansir laman Express, Jumat (3/3/2023).

Ketika ada terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah, tubuh menjadi rentan untuk mengembangkan lebih banyak timbunan lemak di pembuluh darah. Akhirnya, endapan ini menempel pada dinding bagian dalam arteri dan mempersempit saluran, membatasi jumlah darah yang dapat ditampung oleh pembuluh.

"Kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala, kecuali kondisinya sudah parah," ungkap Cedars-Sinai Medical Center di Amerika Serikat.

Dalam kasus seperti itu, timbunan lemak dapat terbentuk di tendon dan kulit. Timbunan lemak bahkan menyebabkan sakit perut yang parah akibat pembesaran hati atau limpa.

Pembengkakan atau nyeri perut tanpa sebab yang jelas dapat terjadi ketika pembuluh darah trigliserida mendekati atau melebihi 800 mg/dl. Tingkat tinggi ini juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut hebat dan sering mual.

Hati terkait dengan kolesterol karena bertanggung jawab untuk membuat dan membuang kelebihan kolesterol. Ketika diet tinggi kolesterol cenderung membuat lemak di sekitar hati, ini mempngaruhi stadium kerusakan hati dan penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFDL).

Menciptakan lingkaran setan, disfungsi hati pada gilirannya dapat menghambat kemampuan organ untuk memproduksi atau membersihkan kolesterol. Ini dapat menyebabkan penumpukan yang lebih besar.

National Health Service (NHS) di Inggris menyatakan bahwa kolesterol tinggi disebabkan oleh makan makanan berlemak, kurang olahraga, kelebihan berat badan, merokok, dan minum alkohol. Meskipun mungkin terjadi akibat faktor genetik, kebanyakan orang dapat menurunkan kolesterol mereka dengan makan sehat dan berolahraga lebih sering.

"Kolesterol tinggi sering kali tidak terdeteksi, tetapi jika tidak ditangani dapat berpotensi menyebabkan serangan jantung atau strok," ujar Direktur Ilmiah di YorktTest, Amerika Serikat, dr Gill Hart.

Mereka yang berusia antara 20 hingga 30 tahun kebanyakan tidak menyadari bahwa masalah ini dapat memengaruhi mereka. Kabar baiknya adalah dalam banyak kasus, kadar kolesterol dapat diseimbangkan kembali melalui perubahan gaya hidup.

Untuk memeriksa kemungkinan pembacaan kolesterol seseorang berada dalam kisaran yang sehat, dokter perlu melakukan tes darah yang disebut profil lipid. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan orang dewasa yang sehat untuk memeriksakan kolesterol setiap empat hingga enam tahun. Namun, mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau diabetes disarankan untuk memeriksakan kadarnya secara lebih teratur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler