Milan yang Solid Lolos ke Perempat Final Liga Champions
AC Milan menahan Tottenham 0-0 di London dan lolos dengan agregat 1-0.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Juara tujuh kali AC Milan mencapai perempat final Liga Champions untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir setelah penampilan disiplin membuat mereka meraih hasil imbang 0-0 di markas Tottenham Hotspur Kamis (9/3/2023) dini hari WIB. Hasil di Stadion Tottenham Hotspur ini cukup untuk Milan ke delapan besar karena menang 1-0 pada pertemuan pertama.
Pada malam yang dingin di London utara, tim asal Italia dengan nyaman melindungi keunggulan tipis yang mereka dapatkan di leg pertama babak 16 besar di San Siro. Tottenham berusaha keras, tapi tidak memberikan hasil yang maksimal dan keluar lapangan dengan kepala tertunduk.
Tottenham gagal untuk melakukan satu tendangan ke arah gawang pada babak pertama saat rasa frustasi mereka memuncak. Pelatih Antonio Conte, mendapat kartu kuning karena membiarkan emosinya menguasai dirinya, dan juga bek mereka, Cristian Romero, diusir dari lapangan di menit akhir.
Milan seharusnya dapat membuat malam ini menjadi lebih nyaman jika mereka dapat memanfaatkan beberapa kesempatan baik yang mereka ciptakan. Namun pada akhirnya permainan berkelas dalam mengatur ritme permainan telah membawa mereka lolos.
Ketika Milan asuhan Stefano Pioli dapat menatap ke depan dengan optimistis, musim Tottenham sedang terpuruk setelah pekan yang suram di mana mereka juga kalah di Piala FA atas Sheffield United yang berada di divisi dua dan atas Wolverhampton Wanderers di Liga Primer.
Milan mungkin masih jauh untuk kembali ke kejayaan mereka di Eropa, tapi meskipun mereka tidak memiliki nama besar seperti di akhir tahun 1980an dan awal 1990an, tim asuhan Pioli memiliki banyak kemampuan untuk menghadapi Tottenham, yang dicemooh di peluit akhir pertandingan.
"Kami tahu ini akan sulit, tetapi kami berhasil. Saya meminta para pemain untuk menunjukkan karakter. Kami tidak pernah menyerah, dan kami pantas untuk melaju," kata Pioli. "Kami berhasil mencapai perempat final, sekarang mari kita lihat apa yang akan terjadi dalam undian."
Jalannya laga
Pertandingan dimulai 10 menit terlambat karena masalah lalu lintas dan Tottenham terlihat tidak punya determinasi yang cukup untuk menembus pertahanan Milan. Mengingat ini merupakan pertandingan terbesar mereka musim ini, terdapat sebuah kekurangan yang membingungkan dari tuan rumah di babak pertama, di mana mereka tidak memberikan apa pun kepada para pendukung tuan rumah untuk membangkitkan semangat mereka.
Serangan tiga pemain Tottenham...
Serangan tiga pemain Tottenham yang terdiri dari Harry Kane, Son Heung-min, dan Dejan Kulusevski dipaksa untuk memakan bola-bola sisa dan ketika Milan juga tidak terlalu membahayakan, mereka justru yang memiliki kesempatan pertama mencetak gol ketika Junior Messias melepaskan tendangan yang melebar.
Tim asal Italia hampir saja unggul setelah turun minum ketika bola jatuh ke kaki sang pencetak gol pertama pada leg pertama, Brahim Diaz. Namun tendangannya masih dapat diblok oleh kaki Fraser Forster.
Saat waktu menunjukkan menit ke-64, Tottenham akhirnya menghangatkan sarung tangan penjaga gawang Milan, Mike Maignan, saat Pierre-Emile Hojbjerg, yang terkena skorsing pada leg pertama, melepaskan tendangan menyudut yang masih dapat ditepis dan menghasilkan sepak pojok.
Saat Tottenham melancarkan serangan ke depan, celah muncul di lini belakang dan Rafael Leao melakukan tendangan yang diblok dan kemudian mengirimkan tendangan lain yang melambung di atas mistar gawang.
Kane melepaskan sebuah sundulan yang melebar saat pertandingan mulai terbuka dan Tottenham melakukan pergantian pemain dengan memasukkan sang penyerang, Richarlison, untuk menggantikan sang bek sayap, Emerson. Conte kemudian dicemooh karena menarik keluar Kulusevski untuk pemain bertahan Davinson Sanchez saat waktu hampir habis.
Kane hampir saja menyamakan kedudukan pada waktu tambahan dengan sebuah sundulan yang berhasil diselamatkan dengan baik oleh Maignan. Namun Milan hampir saja menyempurnakan malam mereka melalui sebuah serangan balik, di mana tendangan pemain pengganti, Divock Origi, membentur tiang gawang di depan para pendukung mereka yang telah bersorak.