GT Radial Masih Menganalisis Potensi Ban Khusus Kendaraan Listrik

GT Radial tidak ingin tergesa-gesa menyajikan ban khusus kendaraan listrik.

gtradial.co.id
PT Gajah Tunggal Tbk (GT Radial). Manajer Pemasaran Produk Gajah Tunggal Tbk Eko Supriyatin mengatakan mereka masih terus menganalisis dan melihat potensi tren kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di pasar otomotif Indonesia untuk masa mendatang.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Pemasaran Produk Gajah Tunggal Tbk Eko Supriyatin mengatakan mereka masih terus menganalisis dan melihat potensi tren kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di pasar otomotif Indonesia untuk masa mendatang.

Baca Juga


GT Radial tidak ingin terlalu tergesa-gesa dalam menyajikan ban yang dikhususkan untuk kendaraan listrik bagi konsumen mereka di sini. Meskipu, kata Eko, dari sisi teknologi GT Radial sudah mengarah ke sana.

"Dari sisi pemasaran serta penjualan, penting untuk melihat apakah pasar ini cukup stabil nantinya. Itu juga harus kita lihat karena harga kendaraan listrik juga kan masih mahal saat ini," kata Eko di Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/3/2023).

Meski begitu, dia tidak menampik GT Radial akan juga bermain untuk memproduksi berbagai jenis ban yang dikhususkan untuk kendaraan ramah lingkungan. Saat ini, GT Radial sudah menjalani berbagai proses dalam menciptakan ban khusus EV.

"Tentu kami tidak tinggal diam, kami selalu menganalisis dan mempelajari serta mencoba dan membuat formula ke arah sana (EV) dan saat ini sedang berjalan," kata Eko.

Menurut dia, memproduksi ban yang dikhususkan untuk kendaraan listrik memang tidak semudah memproduksi ban yang digunakan untuk kendaraan konvensional. Ban yang digunakan untuk motor dan juga mobil listrik harus memiliki tingkat kebisingan yang sangat ramah bagi penggunanya.

Kendaraan listrik tidak menghasilkan suara seperti yang dihasilkan oleh kendaraan konvensional pada umumnya. Oleh karena itu, produsen ban dituntut untuk bisa menghasilkan ban yang ramah kebisingan.

"(Tingkat) kebisingan juga harus bagus karena mobil listrik tidak ada suaranya," kata Eko.

Tidak hanya tingkat kebisingan yang dituntut untuk lebih ramah, daya cengkeraman dari ban tersebut juga dituntut agar lebih baik dari ban-ban yang digunakan oleh kendaraan konvensional pada umumnya. Apalagi mobil listrik itu, gas awal lebih spontan dari konvensional. "Sekali injak gas pasti mobil itu lebih agresif di bawahnya," kata Eko.

Mobil listrik juga memiliki menu utama baterai yang dapat membuat bobot kendaraan bertambah hingga 20 persen. Dengan begitu, ban harus memiliki alur yang baik. Ban untuk kendaraan listrik harus bisa menampung beban kendaraan dan memiliki traksi serta kemampuan cengkeram yang lebih baik.

"Artinya, kita tidak bisa memproduksi ban untuk kendaraan listrik ini secara asal-asalan," kata Eko.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler