Korut Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek Ke Arah Laut Kuning
Amerika Serikat dan sekutunya tidak pernah menembak jatuh rudal balistik Korea Utara.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara pada Kamis (9/3/2023) menembakkan rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Kuning, yang terletak antara Cina dan Semenanjung Korea. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, rudal itu ditembakkan pada pukul 18:20 waktu setempat dari sekitar Kota Nampo Korea Utara.
Korea Utara menyalahkan latihan militer bersama antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan atas meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Amerika Serikat dan Korea Selatan akan melakukan latihan militer skala besar yang dikenal sebagai latihan "Freedom Shield" mulai minggu depan.
"Sejak September 2022, Korea Utara telah mengatur waktu peluncuran misil dan demonstrasi militernya untuk melawan latihan AS-Korea Selatan yang mungkin mencoba memaksa Amerika Serikat dan Korea Selatan mengubah perilaku mereka," kata badan intelijen AS dalam laporan penilaian ancaman pada Rabu (8/3/2023).
Sebelumnya Korea Utara akan menyatakan deklarasi perang jika Amerika Serikat mengambil tindakan militer terhadap uji coba senjata strategis Pyongyang. Korea Utara juga menyalahkan latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan atas meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Saudara perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong mengisyaratkan, Korea Utara dapat menembakkan lebih banyak rudal ke Samudra Pasifik. Amerika Serikat dan sekutunya tidak pernah menembak jatuh rudal balistik Korea Utara, yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB.
Tetapi pertanyaan tersebut menarik perhatian baru karena Korea Utara menyatakan akan menembakkan lebih banyak rudal ke Jepang. "Samudra Pasifik bukan milik dominium AS atau Jepang," kata Kim Yo-jong.
Analis mengatakan, jika Korea Utara menindaklanjuti ancamannya untuk mengubah Samudra Pasifik menjadi "jarak tembak", maka itu akan memungkinkan Korea Utara membuat kemajuan teknis dan menandakan tekad militernya.
Dalam pernyataan terpisah, kepala Bagian Berita Luar Negeri di Kementerian Luar Negeri Korea Utara menuduh AS memperburuk situasi dengan melakukan latihan udara bersama dengan pembom B-52 pada Senin (6/3/2023), dan merencanakan latihan lapangan AS-Korea Selatan.
Sebagai tanggapan, Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani hubungan dengan Korea Utara, mengatakan, pengembangan nuklir dan rudal Pyongyang harus disalahkan atas situasi yang memburuk.
Amerika Serikat mengerahkan pembom B-52 untuk latihan bersama dengan jet tempur Korea Selatan. Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, latihan ini adalah unjuk kekuatan melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.