Prabowo-Ganjar Temani Jokowi, Djarot PDIP: Tak Elok Dimaknai Soal Pencapresan
Analis menilai dukungan Jokowi dalam pencapresan mengerucut ke Prabowo dan Ganjar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat tidak mau berspekulasi banyak terkait foto bersama Presiden Joko Widodo dengan Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Menurut Djarot, Presiden ingin menunjukkan contoh sinergitas antara kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam mewujudkan kedaulatan pangan, termasuk saat mengajak Prabowo dan Ganjar.
"Tidak elok juga apabila semua kegiatan Presiden selalu dimaknai dengan persoalan pencapresan," ujar Djarot lewat pesan singkat, Jumat (10/3/2023).
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah harus berpihak kepada petani. Salah satu keberpihakannya adalah dengan memberikan perlindungan harga gabah agar tidak anjlok jelang Ramadhan dan Idul Fitri. "Persoalan pencapresan ranahnya Ketua Umum (PDIP)," ujar Djarot.
Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Iman menilai dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin mengerucut. Ia melihat, dukungan tersebut mengarah kepada Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Apalagi Prabowo dan Ganjar mendampingi Jokowi dalam kunjungan kerjanya ke Kebumen, Jawa Tengah. Ia menilai, ada sinya yang berusaha disampaikan Jokowi ketika mengajak Prabowo yang notabenenya adalah Menteri Pertahanan.
"Sinyal dukungan Jokowi pada duet Prabowo-Ganjar makin kuat, setelah sebelumnya diberbagai momen, acara kunjungan kerja di Kebumen yang mengajak Prabowo-Ganjar makin memguatkan kemana arah dukungan Presiden Jokowi," ujar Arif lewat keterangannya, Kamis (9/3/2023).
Restu Jokowi pada Prabowo dan Ganjar, nilai Arif, berbasis kalkulasi politik saat ini. Mengingat elektabilitas dua sosok tersebut merupakan yang teratas dalam bnyak hasil survei.
Ia juga berkaca dari hasil survei Indonesia Polling Station (IPS) pada Februari 2023, di mana simulasi terhadap duet Prabowo-Ganjar meraih elektabilitas sebesar 58,5 persen. Tertinggi dari simulasi pasangan lainnya. "Restu Jokowi yang mengarah pada Prabowo-Ganjar saya kira juga tak lepas dari kalkulasi politik, di mana paslon ini akan menang mudah dalam Pilpres," ujar Arif.