Menengok Kondisi Planetarium yang Dianggap Jadi 'Gedung Mati' Pascarevitalisasi TIM
Sejak revitalisasi TIM dibuka September 2022, Planetarium hingga kini masih tutup.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) yang berada di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) tengah disorot oleh legislator. Hingga saat ini, wahana simulasi langit tersebut masih belum dibuka sejak peresmian revitalisasi TIM pada September 2022 lalu.
Pengamatan Republika pada Sabtu (11/3/2023), untuk mengakses Planetarium bisa melewati lantai bawah bangunan Planetarium, atau eskalator dan lift Gedung Trisno Soemardjo. Ketiganya tidak dibuka atau diperkenankan bagi pengunjung untuk mengaksesnya. Terlihat pada bagian eskalator, diblokir oleh traffic cone, sementara pada lift ada keterangan 'no service'.
Di lantai atas, terlihat kondisi dinding yang tampak diplester berwarna abu-abu. Ada beberapa ruangan di lantai tersebut meliputi museum koleksi, ruang sastra dan multimedia, studio latihan tari, studio musik yang kondisi pintunya dikunci.
Bergerak ke arah timur melintasi jalan penghubung ke Planetarium, kondisi dindingnya juga masih berdesain plesteran dan tampak masih dalam proses perapian. Terlihat pintu masuk ruang teater bintang yang berada di tengah dalam kondisi terkunci pula.
Tidak ada pengunjung yang menaiki lantai atas menuju ke Planetarium. Beberapa pengunjung memanfaatkan space di lantai bawah, mulai dari sekedar duduk-duduk atau bercengkerama di kursi yang disediakan, bahkan memanfaatkan eskalator dan lift menuju Planetarium yang dalam kondisi mati untuk selfie dan foto pre-wedding. Tampak seorang petugas keamanan berjaga mengelilingi kawasan tersebut dan sesekali menegur ketika ada pengunjung yang naik ke lantai atas menuju Planetarium.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menyayangkan situs Planetarium dan Obsevatorium Jakarta/POJ di TIM yang tidak berfungsi sejak revitalisasi TIM dilakukan oleh BUMD PT Jakarta Propertindo (PT. Jakpro) selesai. Hal itu disampaikan saat kunjungan Komisi E DPRD DKI Jakarta ke TIM Rabu (8/3).
"Planetarium yang menjadi salah satu daya tarik utama masyarakat untuk datang ke TIM malah justru tidak berfungsi semenjak revitalisasi TIM. Kami menyayangkan anggaran revitalisasi TIM yang cukup fantastis justru tidak menyentuh secara menyeluruh POJ ini," ungkap Anggara. Anggaran TIM secara keseluruhan diketahui lebih dari Rp 1 triliun.
Dia mencontohkan hal yang disayangkan adalah Teater Bintang yang dalam revitalisasi TIM hanya diganti karpet dan kursi, sementara kondisi proyektornya tidak berfungsi. POJ, kata Anggara, telah diimpikan Presiden Soekarno sebagai simbol bahwa Jakarta merupakan kota modern yang memiliki perhatian pada penelitian sains angkasa raya. Sehingga sejak TIM dibangun dulu, POJ menjadi ikon dan menjadi sarana pendidikan publik yang menarik.
"Sayang sekali sekarang ini menjadi gedung mati saja di tengah modernisasi TIM," tuturnya.
Dia meminta Pemprov DKI memberikan perhatian pada POJ karena sarat nilai sejarah dan edukasi. Anggara berharap Pemprov DKI Jakarta segera mencari solusi aktivasi kembali POJ.
"Saya dengar tuntutan dari teman-teman Akademi Jakarta untuk aktivasi kembali POJ sudah sejak akhir tahun lalu disampaikan. Harus ada tindakan konkret untuk mewujudkan aktivasi kembali POJ, kami akan terus mengawal," serunya.