Pakar Gizi Sarankan Tetap Atur Pola Makan Selama Jalankan Ibadah Puasa

Dapatkan manfaat kesehatan dari berpuasa dengan atur pola makan.

Republika/Reiny Dwinanda
Bakwan dan martabak. Gorengan masih menjadi favorit banyak orang untuk berbuka puasa. Tahan godaan mengonsumsi makanan tidak sehat agar tetap fit dalam menjalankan ibadah puasa.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis gizi klinis Marya Haryono menyarankan agar umat Islam tetap mengatur pola makan selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dengan begitu, keuntungan kesehatan dari berpuasa bisa didapat.

"Karena seharusnya kita mendapatkan benefit untuk kesehatan jauh lebih besar dari menjalankan puasa Ramadhan, jadi pola makannya bisa lebih terjaga," ucapnya saat ditemui di Jakarta, dikutip Rabu (15/3/2023).

Dokter yang menamatkan pendidikan spesialis gizi klinis di Universitas Indonesia itu mengatakan banyak riset yang menunjukkan dengan menjalankan ibadah puasa ada keuntungan yang baik untuk kesehatan. Namun, ada kebiasaan di Indonesia yang dapat merusak keuntungan tersebut seperti makanan-makanan yang tidak baik bagi kesehatan yang kerap muncul saat bulan puasa dan sangat mudah didapatkan.

Dokter Marya menyarankan untuk menahan godaan mengonsumsi makanan tidak sehat agar tetap fit dalam menjalankan ibadah puasa. Dia juga menganjurkan tetap menerapkan makan makanan dengan gizi seimbang.

"Jangan tahu-tahu muncul gula, mungkin makanan pembuka untuk buka puasanya cenderung makanan manis memang dibutuhkan untuk mengisi secara cepat, tapi bukan dalam jumlah yang banyak," ucapnya.

Baca Juga


Dokter Marya yang juga praktik di RS Bunda Menteng, Jakarta Pusat ini mengingatkan untuk tetap membatasi asupan gula, garam, dan lemak baik di bulan puasa maupun hari-hari biasa lainnya. Karena asupan nutrisi dalam tubuh saat bulan puasa tidak berbeda dibandingkan diluar bulan puasa.

Makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gula dalam tubuh adalah karbohidrat kompleks. Contohnya berupa nasi, umbi-umbian, atau jagung.

"Yang kita katakan harus dikurangi itu yang memang seperti gula pasir, gula aren, madu," ucap dr Marya.

Sementara itu, seseorang dengan kondisi khusus atau penyakit berat seperti gula darah, hipertensi yang sulit terkendali, atau kondisi klinis lainnya bisa tetap menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan di bawah pemantauan dokter. Dengan begitu, mereka tetap mendapatkan benefit dari berpuasa untuk kesehatan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler