Hidangan Omurice Tanda Hubungan yang Hangat Jepang-Korsel
Omurice menjadi perbincangan jelang pertemuan Presiden Korsel dan PM Jepang.
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Hampir segala sesuatu tentang pertemuan puncak pertama Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo akan mendapatkan sorotan. Salah satu yang menjadi pembicaraan termasuk makanan, kali ini adalah omurice.
Hidangan yang namanya merupakan gabungan kata telur dadar dan nasi ini telah menjadi perbincangan Tokyo. Fuji TV Jepang melaporkan pada awal pekan tentang rencana diam-diam Kishida untuk mentraktir Yoon di Rengatei atau restoran bertingkat.
Yoon adalah pecinta kuliner dan juru masak yang rajin. Dia dilaporkan memiliki ingatan yang tidak terlupakan tentang omurice yang dimakan di masa mudanya di restoran berusia 128 tahun di distrik Ginza Tokyo.
Presiden Korsel menceritakan kepada harian Yomiuri, dia sering melakukan perjalanan ke ibu kota Jepang pada 1966. Sementara ayahnya yang seorang profesor universitas menghabiskan satu tahun di Jepang.
Pejabat Jepang dan Korsel menolak untuk mengkonfirmasi rencana atau tempat tersebut. Sementara Rengatei yang terkenal sebagai tempat kelahiran omurice pada tahun 1900 menolak berkomentar.
Banyak orang asing mungkin mengasosiasikan masakan Jepang dengan sushi atau tempura. Namun yoshoku atau hidangan yang dipengaruhi Barat seperti omurice dan tonkatsu (potongan daging babi goreng) adalah hidangan yang lebih umum di meja makan Jepang.
Profesor di Kwansei Gakuin University yang berspesialisasi dalam strategi global restoran Jepang Motoo Kawabata menyatakan, Yoshoku adalah genre masakan Jepang yang didirikan lebih dari seabad yang lalu. "Beberapa hidangan sampai ke Korsel pada 1960-an saat etnis Korea melakukan perjalanan antara kedua negara," katanya.
Kishida dan Yoon dilaporkan akan berbagi makan malam dengan menu sukiyaki yang lebih formal sebelumnya. Namun, menurut Kawabata, pemecah kebekuan yang sebenarnya bisa terjadi saat mereka duduk untuk omurice.
Jepang dan Korsel mengadakan pertemuan puncak untuk pertama kalinya dalam 12 tahun. Mereka berusaha memperbaiki hubungan yang telah memburuk parah, salah satu cara untuk mencairkan suasana tentu saja dengan makan bersama.
Menurut Kawabata, jalan yang dipilih dengan membuka suasana dengan makanan ini membangun suasana yang kasual bagi kedua pemimpin negara. “Ini bisa menjadi upaya untuk menumbuhkan suasana hati yang santai, melalui hidangan kasual yang dianggap orang Jepang dan Korea sebagai makanan yang menenangkan,” kata Kawabata.
Kawabata mengatakan, omurice di Korsel biasanya memiliki lapisan telur yang lebih tipis dan lebih keras. Sedangkan gambar omurice yang dibuat dengan sempurna di Jepang memiliki lapisan telur yang lembut, encer, dan berbentuk almond yang menyelimuti nasi goreng kecap.
"Yoon mungkin terkesan dengan kelembutan omurice ala Jepang," kata Kawabata.
Meskipun hidangan asli Rengatei mencampurkan adonan telur dengan nasi, omurice seperti yang dikenal orang Jepang saat ini dibuat dan dipopulerkan dalam film Juzo Itami pada 1985 berjudul Tampopo. film tentang makanan ini diakui secara kritis dan salah satu film paling terkenal di Jepang.
Koki pemilik generasi ketiga Taimeiken Hiroshi Modegi yang muncul dalam film tersebut mengatakan, dia kecewa karena restorannya bukan pilihan presiden. Namun dia menyambut baik perhatian baru pada omurice.
"Saya harap dunia menemukan bahwa budaya makanan Jepang juga memiliki hidangan seperti ini," ujar Modegi.