Buah dan Sayur yang Paling Banyak Tercemar Pestisida di Amerika
Istilah 'organik' tidak berarti benar-benar bebas dari pestisida.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi buah dan sayur masih terus didorong demi pemenuhan nutrisi harian yang sehat. Berbagai penelitian juga telah menunjukan manfaat kesehatan dari mengonsumsi buah maupun sayuran setiap hari.
Tetapi bagaimana jika banyak dari buah dan sayur mengandung pestisida? Penelitian terbaru dari kelompok nirlaba Environmental Working Group (EWG) menunjukan, lebih dari 75 persen produk segar non organik yang dijual di Amerika Serikat (AS) mengandung residu pestisida.
Angka itu menjadi persentase yang lebih tinggi dibandingkan hasil studi EWG serupa pada tahun lalu. Laporan ini didasarkan pada data federal yang dikumpulkan dari ribuan sampel dari 46 buah dan sayuran yang ditanam secara konvensional.
Sejak 2004, EWG telah menyusun daftar "Dirty Dozen" dan "Clean Fifteen", berdasarkan informasi dari Program Data Pestisida Departemen Pertanian AS (USDA). "USDA mengumpulkan ribuan sampel produk setiap tahun yang terikat untuk rak supermarket di AS," kata ahli toksikologi EWG, Alexis Temkin, dikutip dari Eat This Not That pada Kamis (16/3/2023).
Temkin mengatakan, pestisida yang ditemukan oleh USDA tetap menempel, bahkan setelah sampel produk dicuci dan dikupas. Menurut EWG, terlalu banyak paparan pestisida berpotensi membahayakan kesehatan.
Temkin mengutip studi dari Journal of American Medicine, Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology, dan International Journal of Epidemiology. Studi menghubungkan konsumsi produk residu pestisida yang tinggi dengan peningkatan risiko dampak kesehatan negatif tertentu.
Kelompok tersebut sangat menganjurkan agar konsumen memilih produk organik bila memungkinkan. Jika tidak, pilihlah buah dan sayuran dari daftar "Clean Fifteen" dan hindari “Dirty Dozen".
Meski begitu, ahli lain tidak menyarankan untuk mengurangi konsumsi buah dan sayur. Pestisida bukan hanya bisa terdapat pada buah dan sayur, melainkan berbagai produk lainnya.
"Risiko yang terkait dengan tidak cukup makan buah sayur, jauh lebih besar daripada kekhawatiran yang terkait dengan makan produk pada daftar Dirty Dozen," kata ahli diet terdaftar, Lauren Manaker.
Istilah "organik" tidak berarti benar-benar bebas dari pestisida. Pestisida organik atau alami dan tambahan lainnya, mungkin terdengar tidak berbahaya. Namun dalam beberapa kasus, paparan yang tinggi bisa mengkhawatirkan.
Contohnya tembaga sulfat, senyawa alami yang digunakan pada tanaman tertentu untuk menangkal pertumbuhan jamur, mungkin terkait dengan kerusakan organ hati manusia, saat paparannya terlalu tinggi. Menurut Manaker, jumlah residu pestisida yang ada pada produk mungkin terlalu kecil untuk memberikan dampak yang besar. Dampak pestisida tadi tidak signifikan jika konsumsi produk tidak berlebihan.
“Seorang wanita perlu makan lebih dari 400 stroberi setiap hari untuk mencapai tingkat residu pestisida yang terkait dengan risiko potensial," kata dia.
Daftar buah dan sayuran dengan tingkat pestisida tinggi di AS yakni stroberi, bayam, kale, sawi hijau, persik, buah pir, nektarin, apel, anggur, ceri, bluberi, dan kacang hijau. Sementara itu, daftar buah dan sayuran dengan jumlah pestisida terendah di AS yakni alpukat, jagung manis, nanas, bawang, pepaya, asparagus, melon madu, kiwi, kubis, jamur, mangga, ubi jalar, semangka, dan wortel.