Piala Dunia U-20, Darius Sinathrya: Cuma di Indonesia, Udah Dikasih Malah Disia-siakan

Darius Sinathrya menilai sepakbola dan olahraga selalu jadi korban manuver politik.

Republika/Gumanti Awaliyah
Pembawa acara sekaligus aktor Darius Sinathrya. Darius mengaku tak bisa membayangkan sakit hati dan kecewa para pemain, staf, pelatih, dan keluarga timnas U-20 setelah FIFA membatalkan penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) mengumumkan keputusannya untuk membatalkan hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Hal itu mengundang reaksi kecewa dari masyarakat, salah satunya Darius Sinathrya.

Darius yang juga presenter, pengamat, dan penggemar sepakbola turut mengungkapkan kekecewaannya melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (30/3/2023). Dia juga membayangkan perasaan keluarga tim nasional (timnas) dan staf yang terlibat untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023.

Baca Juga



"Gak kebayang, sakit hati dan kecewa para pemain, staf, pelatih, dan keluarga timnas U-20, mimpi mereka berlaga di piala dunia pupus,” tulis Darius di Twitter.

Pemilik nama lengkap Daniel Simeon Darius Sinathrya Kartoprawiro itu juga menyinggung tragedi mematikan di Stadion Kanjuruhan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. "Rasa yang lebih dalam juga masih membayangi orang tua, anak, dan kerabat korban tragedi Kanjuruhan, entah sampai kapan," ujar aktor kelahiran 21 Mei 1985.

Darius beranggapan sepakbola dan olahraga masih akan selalu jadi korban dari manuver politik serta bobroknya penerapan regulasi dan hukum. Menurut dia, kondisi itu sejalan dengan masalah sosial yang terus dipelihara demi pemenuhan kepentingan-kepentingan tertentu.

"Gak apa gak juara, asal kepentingan lain tercapai. Gak apa pembinaan jalan di tempat, kan tetap bisa jualan. Gak apa ada korban, toh besok juga rame lagi. Gak apa rakyat tetap susah, yang penting suara masuk," tulis ayah tiga anak itu.

Darius mengatakan upaya Indonesia lolos sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 telah melewati banyak hal, termasuk citra Tanah Air.

"Bukan urusan satu sampai dua hari, butuh biaya besar dan juga ini soal citra Indonesia di mata dunia. Ya, soal citra itu, termasuk usut dan selesaikan tragedi Kanjuruhan, sama penting, terutama keadilan untuk korban," tulis bintang Asih (2018).

 

 

Terkait keputusan FIFA, Darius mengatakan kegaduhan akibat pernyataan penolakan terhadap timnas Israel dan isu keamanan jadi alasan utama pembatalan tersebut. Darius lalu menyindir bahwa banyak negara yang ingin menjadi tuan rumah Puala Dunia U-20, tetapi tidak semuanya bisa.

"Cuma di Indonesia, udah dikasih, malah disia-siakan," tulis Darius.

Jika melalui jalur kualifikasi, Darius memperkirakan Indonesia mungkin butuh 1,5 sampai dua dekade bisa main di Puala Dunia. Jika lewat jalur tuan rumah, menurut dia, hal itu tergantung angin politik dan komitmen transformasi sepakbola.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler