Anwar Ibrahim Dorong Cina Aktifkan Lagi Belt and Road Initiative

Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia sejak 2009.

EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendorong Cina menghidupkan kembali Belt and Road Initiative. Menurutnya, inisiatif yang mendorong kerja sama itu dibutuhkan setelah pandemi Covid-19 terkendali.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendorong Cina menghidupkan kembali Belt and Road Initiative. Menurutnya, inisiatif yang mendorong kerja sama itu dibutuhkan setelah pandemi Covid-19 terkendali.

Baca Juga


“Menerjemahkan cita-cita luhur ke dalam realitas praktis, solidaritas, dan kerja sama paling baik dicontohkan dalam realisasi Belt and Road Initiative. Dengan pandemi di belakang kita, kita harus mencoba mendapatkan kembali momentumnya,” kata Anwar saat berpidato di Boao Forum for Asia, Kamis (30/3/2023), dilaporkan Bloomberg.

Seruan Anwar untuk menghidupkan kembali kolaborasi infrastruktur Cina dengan negara berkembang di bawah Belt and Road Initiative menandai upaya Malaysia untuk terlibat kembali dengan Beijing selaku ekonomi terbesar kedua di dunia. Dalam pidatonya, Anwar mengatakan negara-negara harus menjaga persaingan dalam industri teknologi dan semikonduktor agar tidak melambungkan biaya serta menghambat kemajuan.

Sebab Anwar melihat negara-negara berusaha melindungi hak kekayaan intelektual mereka dan tetap berada di depan para pesaing. “Izinkan saya menegaskan kembali bahwa persaingan tanpa batas harus memberi jalan bagi kolaborasi yang bersemangat,” katanya.

Anwar sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina dan diagendakan berada di sana hingga Sabtu (1/4/2023) mendatang. Menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia, Anwar akan melakukan pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping untuk memperkuat hubungan bilateral era pasca-pandemi.

Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia sejak 2009. Total perdagangan antara kedua negara menyentuh 487,13 miliar ringgit Malaysia pada 2022.

Cina juga merupakan investor utama di Malaysia tahun lalu. Negeri Tirai Bambu menyumbang 21 persen dari investasi sebesar 59 miliar dolar AS yang disetujui negara pada 2022.

Anwar Ibrahim adalah pemimpin Malaysia pertama yang mengunjungi Cina sejak April 2019. Perdana menteri Malaysia terakhir yang datang ke Beijing adalah Mahathir Mohamad.

Sejak dilantik menjadi perdana menteri pada November tahun lalu, Anwar telah melakukan perjalanan ke Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Turki, Arab Saudi, dan Kamboja. Ia berusaha meningkatkan hubungan ekonomi dan kedudukannya di antara warga Malaysia setelah bertahun-tahun mengalami ketidakstabilan politik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler