Kemenkes Imbau Masyarakat tak Paksakan Diri Konsumsi Minuman Berenergi Ketika Mudik
Menurut Kemenkes, minuman-minuman penambah energi bisa berbahaya bagi kesehatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau pemudik tidak memaksakan diri meminum minuman penambah energi yang dianggap bisa mencegah rasa ngantuk maupun melepas rasa lelah. Kemenkes menyarankan pemudik sebaiknya membawa bekal makanan sehat dan air putih untuk mengganjal perut, tentunya dengan makanan yang terjamin higienis dan kebersihannya.
"Minuman-minuman seperti itu berbahaya, artinya sesuaikan dengan kondisi kita," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pada Kamis (30/3/2023).
Nadia meminta agar pemudik tidak memaksakan diri membawa anak dan keluarga lainnya berkendara ketika mengalami rasa ngantuk yang berat. Dia juga meminta pada seluruh keluarga di Indonesia memperhatikan kondisi kesehatan setiap anak sebelum mengikuti kegiatan mudik 2023. Terlebih lagi, diprediksi ada 123 juta masyarakat akan mengikuti mudik 2023.
"Sebenarnya kalau mudik itu kita lebih melihat misalnya kecelakaan atau kondisi kesehatan yang tidak fit. Ini di luar konteks Covid-19, tapi kita harus tetap menjaga kesehatan kita," ujarnya.
Menanggapi adanya prediksi 123 juta masyarakat akan mengikuti mudik 2023, Nadia mengingatkan bahwa kesehatan merupakan hal utama yang harus dijaga oleh setiap pihak. Jika anak sedang tidak dalam kondisi yang tidak sehat misalnya demam, orang tua diharapkan tidak memaksakan anak-anak untuk mengikuti kegiatan mudik karena dikhawatirkan akan berdampak pada kondisi kesehatan yang semakin menurun saat dalam perjalanan.
Dalam kesempatan itu Nadia turut menyarankan kesehatan keluarga dapat lebih terpantau dan terjaga, jika setiap pihak mau memeriksakan dirinya ke puskesmas terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan mudik 2023. Misalnya, memeriksakan diri apakah anak menderita penyakit tertentu atau orang tua terkena hipertensi.
Dengan demikian, setiap pihak dapat saling menjaga kesehatan dan tiba di kampung halaman dengan sehat dan aman. "Selalu kami minta misalnya kalau mau mudik tidak ada ruginya bisa cek ke puskesmas dulu, lakukan check up dulu, sehat tidak saya, hipertensi tidak saya. Karena akan banyak juga (kejadian selama ini) tiba-tiba sedang mengemudi, karena dia tidak tahu kalau kena darah tinggi lalu kena stroke (di jalan)," kata Nadia.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membeberkan kalau jumlah pemudik pada Lebaran tahun 2022 lalu mencapai 85 juta orang. Di mana sekitar 14 juta diantaranya berasal dari wilayah Jabodetabek. Pada Lebaran 2023 ini, pemerintah kembali memprediksi bahwa jumlah tersebut akan mengalami kenaikan dan mencapai 123 juta orang, berdasarkan hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran 2023.