Janji Elon Musk untuk Para Pelanggan Berbayar Twitter

Janji itu berlaku untuk langganan berbayar delapan dolar AS.

Unsplash
Pada keterangan Twitter, pengguna berbayar bisa melihat sekitar 50 persen lebih sedikit iklan di lini masa, baik itu di bagian "Untuk Anda" atau bagian "Mengikuti" atau akun yang diikuti pengguna./ilustrasi
Rep: Shelbi Asrianti Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Twitter, Elon Musk, pernah membuat klaim bahwa pelanggan berbayar di platform-nya hanya akan melihat setengah dari jumlah iklan yang ada. Pengumuman tersebut dia buat tak lama setelah mengakuisisi perusahaan tahun lalu.

Baca Juga


Menurut Musk, itu berlaku untuk langganan berbayar delapan dolar AS (Rp 119.485) per bulan atau 11 dolar AS (Rp 164.297) per bulan di ponsel. Benarkah pelanggan hanya melihat separuh dari jumlah iklan? Itu bisa dilihat dari informasi yang baru dirilis Twitter.

Dikutip dari laman SEA Mashable, Senin (10/4/2023), Twitter kini telah meluncurkan detail tentang keuntungan pengguna yang berlangganan Twitter Blue. Banyak orang bersemangat sebab mengira akan mendapat fitur utama terkait lebih sedikit iklan.

Ternyata, pelanggan tidak benar-benar mendapatkan "setengah iklan". Pada keterangan Twitter, pengguna berbayar bisa melihat sekitar 50 persen lebih sedikit iklan di lini masa, baik itu di bagian "Untuk Anda" atau bagian "Mengikuti" atau akun yang diikuti pengguna.

Saat menggulir lini masa, pengguna akan melihat sekitar dua kali lebih banyak cuitan organik atau yang tidak dipromosikan, ditempatkan di antara cicitan promosi atau iklan. Ada kalanya, lebih banyak atau lebih sedikit cuitan yang tidak dipromosikan.

Detail keterangan lain menyebutkan bahwa fitur setengah iklan tidak berlaku untuk konten yang dipromosikan di tempat lain di Twitter. Itu termasuk namun tidak terbatas pada iklan di profil, iklan di balasan cicitan, acara yang dipromosikan di Jelajah, tren yang dipromosikan, dan akun yang dipromosikan untuk diikuti. Pelanggan memiliki akses ke fitur ini setelah akun ditinjau kelayakannya dan tanda centang biru diterapkan.

Jika diulas, fitur 50 persen lebih sedikit iklan hanya memengaruhi garis waktu "Untuk Anda" dan "Mengikuti". Artinya, pengguna tidak melihat "separuh dari jumlah iklan" di Twitter, tetapi hanya garis waktu tersebut. Ini sama dengan membayar langganan untuk situs web yang memberikan pengalaman "bebas iklan", tetapi platform hanya menghapus iklan dari beranda.

Twitter juga tidak berkomitmen untuk benar-benar menghadirkan "setengah iklan", sebab ada keterangan "sekitar 50 persen". Secara pribadi, sebenarnya iklan di lini masa utama bukan iklan yang mengganggu, karena pengguna sudah melihat semua jenis konten yang direkomendasikan secara algoritma yang tidak mereka minta secara khusus. Pengguna pun sudah terbiasa menggulir hingga berhenti pada sesuatu yang ingin mereka lihat.

Selain itu, pada beberapa aspek, pengguna yang membayar untuk Twitter Blue sebenarnya mendapat pengalaman iklan yang sama persis dengan pengguna yang tidak membayar. Khususnya, dalam hal "iklan di profil, iklan di balasan cuitan acara yang dipromosikan di Jelajahi, tren yang dipromosikan, dan akun yang dipromosikan untuk diikuti".

Akhir tahun lalu, Musk mengklaim bahwa perusahaan sedang mengerjakan paket Twitter Blue dengan harga lebih tinggi yang akan menunjukkan kepada pelanggan yang membayar "tanpa iklan". Rincian lebih lanjut tentang rencana itu belum diumumkan.

Power user, yang paling mungkin membayar untuk suatu layanan, sebagian besar telah meneruskan langganan. Twitter Blue diperkirakan baru saja menembus 500 ribu pelanggan baru-baru ini, sekitar empat bulan setelah layanan diluncurkan.

Perlu juga dicatat bahwa pengguna yang ingin memblokir iklan Twitter bahkan tidak perlu membayar untuk melakukannya. Mereka juga tidak memerlukan plug in atau ekstensi pemblokir iklan pihak ketiga.

Iklan Twitter pada dasarnya adalah cicitan biasa dari akun Twitter yang dipromosikan di feed pengguna. Jika enggan melihatnya, pengguna cukup memblokir akun yang iklannya muncul di feed dan iklan tidak akan terlihat lagi.

Sejak pengambilalihan oleh Musk, Twitter telah kehilangan setengah dari pengiklannya. Selain itu, pengiklan top Twitter yang bertahan memasang iklan 89 persen lebih sedikit daripada yang mereka lakukan sebelum Musk mengakuisisi Twitter.

Jadi, jika pengguna benar-benar menginginkan pengalaman Twitter yang hampir "bebas iklan", kemungkinan tidak akan terlalu sulit bagi mereka untuk mewujudkannya sendiri dan tanpa biaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler