Suriah Tangkap Penyiksa Brutal Berjuluk Izrail Pencabut Nyawa di Penjara Sednaya

Sednaya menjadi saksi kebiadaban rezim Suriah Bashar Assad.

Tangkapan layar
Tangkapan layar wajah Aws Salloum si Izrail dari Sednaya.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Orang ini dikenal paling brutal menyiksa tahanan di Kompleks Penjara Sednaya Suriah. Dia kerap menggunakan cara-cara di luar nalar untuk melakukan aksi yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan selama rezim Bashar Assad berkuasa meneruskan kebiadaban bapaknya Hafezh Assad. Dia dikenal sebagai Izrail di Sednaya. Mirip nama malaikat maut spesialis pencabut nyama setiap makhluk.

Baca Juga


Semasa hidupnya, tokoh oposisi Suriah Mazen Hamada berbicara tentang seorang penjaga penjara yang dijuluki “Izrail.”

Hamada mengatakan dalam video yang beredar: “Ada seseorang yang menyebut dirinya Izrail. Dia biasa datang kepada kami di rumah sakit pada jam 12 malam sambil mabuk… Dia bertanya: Siapa yang mau obat?.. . Kemudian ada seorang pemuda dari Daraya yang memberi tahu kami: Jangan angkat tangan. Saya bertanya kepadanya: Mengapa? Dia menjawab: Apakah kamu ingin mati? Dia menjawab: Jika kamu mengangkat tangan, kamu akan mati Dia menambahkan: “Seseorang dari Ghouta berkata kepadanya, 'Saya', dan dia (Izrail Sednaya) berkata: Pengadilan Tuhan telah menjatuhkan hukuman mati padamu... dan dia terus memukulinya sampai mati, sebagaimana diberitakan Sharq Awsath.

Hamada dibunuh di bawah penyiksaan di penjara Suriah. Tubuhnya ditemukan di rumah sakit militer setelah jatuhnya Bashar al-Assad.

Tak lama setelah jatuhnya Assad pada tanggal 8 Desember, faksi oposisi bersenjata membuka semua penjara di negara tersebut dan membebaskan para tahanan, sementara kekejaman pelanggaran yang terjadi di ruang bawah tanah penjara tersebut terungkap, mungkin yang terburuk adalah penjara Sednaya. . Sementara nasib ribuan orang hilang dan ditahan masih belum diketahui, di tengah banyaknya kuburan massal di negara tersebut selama beberapa tahun terakhir akibat perang.

Siapa nama asli Izrail Sednaya?

Dia adalah Aws Salloum. Pembicaraan tentangnya menjadi viral di media sosial Suriah selama beberapa jam terakhir, setelah banyak warga Suriah yang menyebarkan foto dirinya saat ia ditangkap, selain juga menyebarkan kembali video di media sosial yang berisi kesaksian para tersangka.

 

Aws Salloum dituduh membunuh dan menyiksa banyak tahanan. Penangkapan Salloum terjadi saat inspeksi yang dilakukan kemarin (Kamis) untuk mencari "sisa-sisa pengikut Assad" di beberapa wilayah Homs.

Aktivis Suriah menyebarkan klip video di media sosial yang menunjukkan penangkapan seseorang di kota Homs, yang disebut-sebut bernama Aws Salloum.

Asal muasal

Aws Salloum lahir di Suriah dari desa Al-Qabo, yang terletak di pedesaan Homs, sebuah daerah yang terkenal dengan kesetiaannya kepada Presiden Suriah yang digulingkan Bashar Assad selama tahun-tahun revolusi Suriah. Dia bergabung dalam pekerjaan keamanan di jajaran rezim, di mana dia dikenal karena kebrutalannya.

Dia dijuluki “Izrail Sednaya.” Para tahanan memberinya julukan ini karena metode penyiksaan dan eksekusi brutal yang dilakukannya di penjara tersebut yang dikenal sebagai rumah jagal manusia.

Menurut laporan media dari kesaksian para penyintas, Aws Salloum bertanggung jawab mengeksekusi lebih dari 500 tahanan, dengan cara yang brutal.

Banyak mantan tahanan mengatakan, menurut media, bahwa Salloum adalah penjaga penjara paling brutal, dan tidak segan-segan menggunakan jenis kekerasan di luar nalar.

Sekilas mengenai Sednaya

banyak warga bersama pasukan pembebasan juga mencari keluarga mereka yang selama ini diculik oleh militer dan hilang, mulai remaja, hingga orang tua. Mereka menyebut satu tempat yang diduga sebagai titik pengumpulan mereka semua, yaitu kompleks penjara Sednaya. Lokasinya di dekat Damaskus, terisolasi, yang dijaga sejumlah pos penjagaan. Bentuk bangunan tahanan Sednaya adalah huruf Y. Warga Suriah menjelaskan huruf tersebut juga bermakna seperti semacam ‘salib’ tempat penyiksaan orang.

Seorang pejuang oposisi menginjak patung mendiang Presiden Suriah Hafez Assad di Damaskus, Suriah, Minggu 8 Desember 2024. - (AP Photo/Hussein Malla)

 

Mereka yang ditahan di dalam sana adalah orang-orang yang berseberangan dengan pemerintah diktator Assad. Orang-orang yang berlawanan akan diculik kemudian dijebloskan ke dalam sana dalam waktu yang beragam. Ada yang hingga 40 tahun. Bahkan ada yang dieksekusi mati.

Sebuah video menayangkan kesaksian seorang warga tentang apa yang terjadi di dalam sana. Setiap hari, mereka yang ditahan di sana akan mendengar derap langkah kaki sipir yang berjalan patroli lorong penjara sambil memanggil sejumlah nama tahanan.

Mereka yang namanya dipanggil akan dibawa ke ruang tertentu untuk disiksa dengan berbagai cara. Sebagian netizen membuat postingan tentang Suriah menceritakan bahwa cara anak buah Assad melakukan kebiadaban itu lebih parah dari proses inkuisisi abad pertengahan.

Selain disiksa. Banyak juga yang dipanggil untuk didiamkan di ruang tertentu. Biasanya mereka tidak lagi diberi makan dan minum hingga tiga hari. Kemudian akan ditembak mati.

Jenazah yang sudah dieksekusi mati tak akan dikembalikan ke keluarganya. Juga tidak diperlakukan secara islami: tidak dimandikan, disholatkan, dan dikafankan.

Mereka dimakamkan secara massal. Tak ada nisan bertuliskan nama si tahanan beserta tanggal lahir dan kematian, seperti kita biasa memperlakukan jenazah. Mereka dikebumikan begitu saja dengan maksud agar dunia tidak pernah mengenal mereka yang dikubur di bawah sana pernah hidup di dunia.

Kelompok hak asasi manusia memperkirakan pada Januari 2021 bahwa 30.000 tahanan dibunuh secara brutal oleh rezim Assad di Sednaya melalui penyiksaan, penganiayaan dan eksekusi massal sejak pecahnya perang saudara Suriah, sementara Amnesty International memperkirakan pada Februari 2017 bahwa antara 5.000 dan 13.000 orang dieksekusi di luar hukum di Sednaya antara September 2011 dan Desember 2015.

Berbondong-bondong kembali ke Suriah

Lebih dari 115.000 warga Suriah telah kembali ke negara asal mereka sejak runtuhnya rezim Bashar Assad, demikian menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pada Kamis (2/1).

Mereka kembali dari berbagai negara seperti Turki, Yordania, dan Lebanon sejak 8 Desember, kata UNHCR dalam sebuah pernyataan.

Informasi tersebut berasal dari sejumlah pernyataan resmi dari negara-negara tuan rumah, interaksi dengan layanan imigrasi di Suriah dan pemantauan perbatasan yang dilakukan oleh badan tersebut dan mitra-mitranya.

Bashar Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim berhasil merebut ibu kota Damaskus pada 8 Desember, sekaligus mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah memerintah sejak 1963.

Perubahan itu terjadi setelah para pejuang Hayat Tahrir al-Sham dengan cepat merebut kota-kota penting dalam serangan yang berlangsung kurang dari dua pekan.

Dukungan Saudi

Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman pada Kamis (2/1) mengatakan bahwa sudah saatnya bagi Suriah untuk stabil dan dibangun kembali.

Dia juga menekankan perlunya persatuan dan kemajuan di negara yang dilanda perang itu, di mana pemerintahan baru telah mengambil alih setelah jatuhnya rezim Assad.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Suriah yang baru-baru ini ditunjuk, Asaad al-Shaibani, Menteri Pertahanan Murhaf Abu Qasra, dan Kepala Intelijen Anas Khattab.

Pertemuan tersebut berlangsung selama kunjungan delegasi Suriah ke ibu kota Saudi, Riyadh, kunjungan resmi pertamanya sejak tergulingnya rezim Assad.

"Saya terlibat dalam pertemuan yang produktif dengan beberapa menteri dan kepala intelijen Suriah," kata Khalid di X, menyoroti diskusi tentang transisi politik Suriah dan cara-cara untuk mencapai keamanan, stabilitas, dan integritas wilayah.

Menhan Saudi juga menyampaikan solidaritas dengan rakyat Suriah, dengan mengatakan: "Saudara-saudara kita di Suriah telah mengalami perang, kehancuran dan kesulitan selama bertahun-tahun. Sudah saatnya bagi Suriah untuk bangkit, memanfaatkan sumber dayanya, terutama rakyatnya yang tangguh."

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler