Berbuka dengan Makanan-Minuman Manis Bukan Cuma Tingkatkan Kadar Gula Darah, Ini Risikonya
Hindari berbuka puasa dengan makanan-minuman manis secara berlebihan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbuka dengan yang manis menjadi jargon yang kerap terdengar bertahun-tahun. Menu dengan cita rasa serbamanis seakan sudah menjadi identik untuk hidangan berbuka.
Tetapi, menurut ahli gizi Mifta Novikasari, sebenarnya istilah berbuka dengan yang manis sudah dikoreksi oleh Kementerian Kesehatan RI. Hal ini sebaiknya dihindari karena bisa menaikkan gula darah.
"Bayangannya buka itu dengan es manis, kolak pisang, ketika langsung dengan asupan manis, itu menaikkan gula darah yang sebenarnya perlu kita hindari," kata Mifta dalam acara bersama Frisian Flag di Jakarta, Senin (10/4/2023).
Mifta menyarankan agar memilih makanan iftar yang sebaiknya tidak meningkatkan kadar gula darah secara langsung. Misalnya, dengan memilih buah-buahan terlebih dulu.
Untuk buah kurma yang identik dengan bulan puasa, juga disarankan memilih yang tidak mengandung gula tambahan. Sebagian buah kurma sudah dicampur dengan gula sehingga tidak lagi asli atau murni.
"Usahakan pilih kurma yang masih asli," kata dia.
Mifta juga menyebutkan asupan susu termasuk yang bisa menjadi pilihan baik dikarenakan mengandung protein. Bahkan, jika seseorang sudah memenuhi anjuran minimal dua gelas air putih saat sahur, kemudian ditambah susu, maka itu baik untuk menambah cairan tubuh.
Sebenarnya, itu bukan berarti orang tidak boleh sama sekali mengonsumsi menu khas berbuka dengan rasa manis. Hanya saja, tidak dianjurkan mengasup gula yang berlebihan. Jika berlebihan, itu juga dapat menyebabkan lapar dan kantuk.
Mifta menyebut bahwa idealnya ketika sahur maupun berbuka adalah dengan makanan bergizi seimbang, terdiri atas karbohidrat, protein buah dan sayur. Pola makan, tidur, istirahat dan berolahraga, merupakan kunci untuk mendukung aktivitas puasa secara optimal.