Merana, Cerita Kiprah Manchester City di Liga Champions
Manchester City akan menjamu Bayern Munchen di Stadion Etihad, Rabu dini hari WIB.
REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengakui soal ekpektasi terhadap dirinya terkait keberhasilan mempersembahkan gelar Liga Champions. Meski Guardiola mampu mengantarkan City berjaya di pentas domestik Inggris, penilaian kesuksesan pelatih asal Spanyol itu di City akan bertumpu pada gelar Liga Champions.
Sempat menolak anggapan itu, eks pelatih Barcelona itu akhirnya pasrah terhadap anggapan dan opini publik tersebut. Guardiola seolah tidak bisa lagi mengubah pendapat tersebut dan bertekad untuk bisa membawa trofi Liga Champions ke Stadion Etihad.
''Itu adalah opini publik, bukan berarti saya setuju akan hal itu. Tentu saja, saya akan dinilai berdasarkan itu. Jika saya pelatih Real Madrid, saya mengerti hal itu. Namun, di sini? Saya tidak tahu. Saya akhirnya menerimanya dan tidak bisa mengubahnya,'' kata pelatih yang telah menukangi City sejak 2016 silam.
Sejak mendapatkan sokongan dana dari pengusaha Abu Dhabi pada 2008, City mulai menggeliat dan bersaing di level teratas Liga Primer Inggris. The Citizens akhirnya menjuarai Liga Primer Inggris pada akhir musim 2011/2012. Sejak saat itu, City terus menjadi kandidat terkuat juara Liga Primer Inggris dari musim ke musim.
Enam kali juara dari 11 musim terakhir di Liga Primer Inggris, City adalah kekuatan baru di sepak bola Negeri Ratu Elizabeth. Empat dari enam trofi itu diraih City saat ditangani Guardiola. Trofi Liga Primer Inggris itu dilengkapi dengan enam gelar juara domestik lainnya, termasuk lima titel Piala Liga Inggris.
Namun, cerita kesuksesan City di pentas domestik tidak bisa menular di kompetisi Eropa. Sejak 2012, City terus menjadi pesakitan di kompetisi paling bergengsi antar klub Eropa tersebut. Pada dua musim awal kembali tampil di Liga Champions, City harus puas mengakhiri langkah di babak penyisihan grup.
Kiprah The Citizens di pentas Liga Champions mulai sedikit membaik di bawah kendali Guardiola. Tim utama City tidak pernah gagal melewati penyisihan grup. Namun, tragis dan ratapan kekecewaan menjadi cerita dominan.
Sejak tidak pernah lolos dari fase penyisihan grup, City tidak mampu melangkah melewati babak 16 besar Liga Champions pada dua musim berikutnya. Langkah City dijegal dua tim asal Spanyol, Barcelona pada musim 2013/2014 dan Real Madrid pada musim berikutnya. Baik Barcelona dan Real Madrid pun tampil begitu superior dengan keunggulan agregat setidaknya mencapai dua gol saat menyingkirkan City.
Musim perdana Guardiola menukangi City berujung pada keberhasilan City melangkah ke babak semifinal Liga Chmapions. Namun, sekali lagi, Real Madrid menjadi duri dalam langkah City dengan kemenangan 1-0 pada babak empat besar.
Nasib tidak kalah tragis dialami klub milik penguasaha Abu Dhabi tersebut pada musim berikutnya, Diunggulkan bisa melewati hadapan AS Monaco di babak 16 besar, City tersingkir lantaran kalah agresivitas gol tandang setelah mencatatkan agregat 6-6.
Tiga musim berikutnya, City tidak pernah bisa melewati babak perempat final dan disingkirkan oleh Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Olimpique Lyon. City sudah begitu dekat dengan raihan trofi Liga Champions pada musim 2020/2021. Menghadapi Chelsea, yang baru menunjuk Thomas Tuchel pada pertengahan musim, City difavoritkan untuk bisa meraih titel pertama di Liga Champions.
Namun, City malah menyerah, 0-1, dari The Blues lewat gol semata wayang Kai Havertz. Pada musim lalu, City kembali mengalami mimpi buruk usai dijungkalkan Real Madrid. Los Blancos menyingkirkan City dengan keunggulan agregat tipis, 6-5.
Pada musim ini, langkah City di pentas Liga Champions juga sepertinya tidak mulus. Pada babak perempat final, City akan berduel dengan klub raksasa asal Jerman, Bayern Muenchen. Seperti halnya saat meraih gelar treble winner pada musim 2012/2013, Die Bayern tercatat telah menyapu bersih kemenangan dalam delapan laga terakhir di Liga Champions musim ini.