Australia Menangguhkan Gugatan Terhadap Cina di WTO

Cina sepakat untuk meninjau bea cukai pada pada biji-bijian Australia dalam 3-4 bulan

AP Photo/Efrem Lukatsky
Cina sepakat untuk meninjau bea cukai pada pada biji-bijian Australia dalam tiga sampai empat bulan. Australia juga akan menangguhkan sementara gugatannya ke WTO dalam periode yang sama.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia menangguhkan keluhannya terhadap Cina di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Langkah ini diambil untuk membuka kembali pasar Cina pada barli Australia setelah tiga tahun dan memperbaiki hubungan dua negara.

Cina efektif menutup pintu bagi barli Australia pada Mei 2020 dengan memberlakukan tarif 80 persen. Kebijakan ini dilakukan setelah Pemerintah Australia sebelumnya memicu kemarahan Cina dengan mendorong penyelidikan independen terhadap asal usul dan respon pandemi Covid-19.

Pemerintah konservatif merespons langkah Cina dengan menggugat tarif tersebut ke WTO yang bermarkas di Jenewa. Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan, pemerintahan Partai Buruh yang terpilih Mei tahun lalu sudah mencapai kesepakatan dengan Cina.

"(Kesepakatan ini) menciptakan jalur untuk menyelesaikan sengketa mengenai barli Australia," katanya, Selasa (11/4/2023).

Ia mengatakan, Cina sepakat meninjau bea cukai pada pada biji-bijian Australia dalam tiga sampai empat bulan. Australia juga akan menangguhkan sementara gugatannya ke WTO dalam periode yang sama.

"Jelas, bila bea cukai tidak dicabut di akhir masa peninjauan, kami akan melanjutkan gugatan kami di WTO," tambah Wong. Ia mengatakan peninjauan Cina menawarkan "kerangka waktu yang cukup pendek" untuk menyelesaikan sengketa dibandingkan waktu yang ditawarkan WTO.

Kedutaan Besar Cina di Australia belum menanggapi permintaan komentar. Kesepakatan ini diumumkan satu hari setelah Kementerian Luar Negeri Cina mengonfirmasi Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu akan berkunjung ke Australia dan Fiji pekan ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan Ma berencana menggelar konsultasi politik baru dengan pejabat-pejabat Australia.

Halangan resmi dan tidak resmi merugikan eksportir Australia hingga 14 miliar dolar AS per tahun termasuk untuk produk daging sapi, boga bahari dan kayu. Menteri Perdagangan Australia Don Farrell berharap peninjauan Cina akan menjadi contoh bagaimana menyelesaikan perselisihan perdagangan dengan Cina terutama mengenai anggur.

Meski produsen barli sudah menemukan pasar baru, tapi produsen anggur Australia kesulitan mendapatkan pembeli alternatif setelah Cina memberlakukan pembatasan perdagangan pada akhir 2020 lalu. Asosiasi produsen biji-bijian Australia menyambut baik kesepakatan ini.

"Proses untuk mencapai resolusi ini akan jauh lebih pendek dibandingkan bila proses di WTO dilanjutkan," kata ketua dewan Grain Producers Australian Barry Large dalam pernyataannya.

"Kami menyambut baik dialog konstruktif pemerintah Partai Buruh dan progres positif menuju stabilitasi hubungan dengan Cina dan menciptakan proses dan kesempatan untuk memulai kembali perdagangan barli," tambah Large.

Pada Februari lalu menteri perdagangan Australia dan Cina menggelar pertemuan bilateral pertama mereka sejak 2019. Hal ini menunjukkan tanda-tanda membaiknya hubungan dua negara setelah pemerintah konservatif turun usai sembilan tahun berkuasa.

Dalam pertemuan daring  Farrell menerima undangan Menteri Perdagangan Wang Wentao untuk berkunjung ke Cina. Tanggalnya belum ditentukan.

Pada bulan Desember lalu Wong menjadi menteri luar negeri Australia pertama yang berkunjung ke Cina selama empat tahun terakhir. Perdana Menteri Anthony Albanese mengangkat masalah perdagangan pada bulan November ketika ia mengikuti pertemuan bilateral resmi pertama Presiden Xi Jinping dengan pemimpin Australia sejak 2016.

Baru-baru ini Cina mencabut pembatasan perdagangan batu bara Australia yang diberlakukan pada akhir 2020.


sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler