Politikus PDIP: Anies Tinggalkan Banyak Masalah, Termasuk Pohon di Monas

Gilbert berharap Pj Gubernur Heru dapat melakukan penghijauan kembali.

Republika/Prayogi
Pohon-pohon baru tertanam di lokasi revitalisasi Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (4/2).
Rep: Eva Rianti Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PDI Perjuangan sekaligus anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak mendukung rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melakukan penghijauan kembali kawasan Monas, Jakarta Pusat. Kawasan Monas diketahui pada era Anies Baawedan sempat disebut ada penebangan seratusan pohon.

Baca Juga


"Saya setuju, kan kita tahu dulu banyak pohon ditebang," kata Gilbert kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Dia mengatakan, revitalisasi Monas merupakan salah satu masalah yang ditinggalkan oleh Anies. Penggantinya Anies, yakni Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pun diharapkan memperbaikinya.

"Banyak masalah yang ditinggalkan oleh Anies dan akan dibereskan oleh gubernur penggantinya, masalah ini tidak akan selesai dalam waktu singkat. Anies mewariskan banyak sekali masalah, ini satu demi satu terbuka, salah satunya masalah Monas ini," katannya.

Menurut Gilbert, dengan diperbaikinya kawasan Monas, diharapkan bisa mengembalikan kembali 'marwah'nya sebagai salah satu sumber sejarah penting bagi Jakarta.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta merencanakan untuk menghijaukan kawasan Monas, Jakarta Pusat. Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI, Afan Adriansyah Idris mengatakan, nantinya ada 300 pohon yang akan ditanam bersamaan dengan proses revitalisasi di Monas pada Juli atau Agustus 2023.

"Jadi gini, kita ini kan spiritnya hijau ya. Itu ada lebih dari 300 pohon yang nanti akan ditanam dan kita juga tidak akan sembarangan take out pohon," kata Afan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023).

Afan menjelaskan pihaknya tidak menutup kemungkinan akan menebang sejumlah pohon yang saat ini sudah ditanam. Namun, tindakan tersebut akan dilakukan dengan USG atau alat yang mampu mendeteksi kondisi pohon.

"Jadi di USG itu akan ketahuan pohonnya sebetulnya masih di posisi sehat atau enggak. Kalau pohon enggak sehat itu pasti rapuh di dalamnya. Kalau dia rapuh yang berbahaya ketika ada angin kencang bisa roboh dan mencelakai orang," jelasnya.

Selain itu, Afan menjelaskan akan dilakukan penambahan fasilitas untuk menunjang kegiatan warga di Monas, seperti amfiteater sebagai ruang berkumpul publik. Lalu ada video mapping yang akan disiapkan oleh Dinas Pariwisata DKI. "Di area tengah kita siapkan amfiteater, jadi kayak terasering berundak yang akan dikasih rumput. Sehingga orang bisa duduk di rumput, memandang Monas,” tambah Afan.

Dia menyebut, proses penataan Monas akan dimulai pada April 2023, setelah menyiapkan operasional dan rapat dengan Kementerian Sekretaris Negara dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kita selesai (penataan) maksimal pertengahan tahun depan (2024), startnya di bulan 7 (Juli) dan 8 (Agustus) untuk tahap 1. Untuk anggaran kita kolaborasi dari APBD serta APBN. Ada dari penyelesaian sanksi kewajiban dan lain-lain," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler