Rusia-Ukraina Berdamai, Harga Minyak Anjlok

Kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina akan mengembalikan arus pasokan minyak.

AP Photo/Sunday Alamba
Instalasi minyak di kilang Dangote saat upacara pembukaan di Lagos, Nigeria, Senin, 22 Mei 2023. Harga minyak anjlok pada Kamis (13/2/2025) karena ekspektasi kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak anjlok pada Kamis (13/2/2025) karena ekspektasi potensi kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia. Ini juga berarti berakhirnya sanksi yang telah mengganggu arus pasokan.

Baca Juga


Harga minyak berjangka Brent turun 55 sen, atau 0,73 persen menjadi 74,63 dolar AS per barel pada pukul 01.41 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 52 sen, atau 0,73 persen menjadi 70,85 dolar AS.

Harga minyak mentah Brent dan WTI turun lebih dari 2 persen pada hari Rabu setelah Trump mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan keinginan untuk berdamai dalam panggilan telepon terpisah dengannya. Trump memerintahkan pejabat tinggi AS untuk memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Sanksi yang dijatuhkan pada ekspor minyak mentahnya sebagai akibat dari invasinya ke Ukraina hampir tiga tahun lalu telah mendukung harga yang lebih tinggi.

Analis di ANZ mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Kamis harga minyak turun karena berita tentang potensi pembicaraan damai karena optimisme bahwa risiko terhadap pasokan minyak mentah akan berkurang. Analis ANZ merujuk pada sanksi oleh AS dan UE yang mendorong produksi Rusia lebih rendah.

"Tanda-tanda pengetatan pasokan telah mendorong harga minyak naik dalam beberapa minggu terakhir. Sanksi AS terhadap perusahaan dan kapal minyak Rusia dikatakan telah memperburuk situasi," kata mereka.

Ancaman Trump untuk mengenakan tarif tambahan terhadap mitra dagang AS juga menekan harga karena kekhawatiran yang dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dan dengan demikian permintaan minyak.

Trump mengatakan dia akan mengenakan tarif timbal balik secepatnya pada Rabu malam pada setiap negara yang mengenakan bea atas impor AS, dalam sebuah langkah yang meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya perang dagang global dan mengancam akan mempercepat inflasi AS.

Peningkatan persediaan minyak mentah di AS, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, juga membebani pasar.

Stok minyak mentah AS naik lebih dari yang diharapkan minggu lalu, data dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada hari Rabu.

Persediaan minyak mentah naik sebesar 4,1 juta barel menjadi 427,9 juta barel dalam minggu yang berakhir pada tanggal 7 Februari, kata EIA, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan sebesar 3 juta barel.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler