Orang Tua Perlu Tahu: Varian Arcturus Picu Gejala Covid-19 tak Biasa pada Anak
Varian arcturus telah ditemukan di 22 negara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian Covid-19 baru bernama Arcturus tampak memunculkan gejala yang tak pernah terjadi sebelumnya pada anak. Menurut laporan terbaru, gejala tak biasa tersebut adalah mata gatal atau mata lengket.
Kasus Covid-19 akibat varian Arcturus mulai mendominasi di India. Di negara ini pula, dokter anak mulai menemukan adanya gejala mata gatal atau mata lengket pada anak yang terkena Covid-19. Gejala ini membuat anak tampak seperti menderita konjungtivitis atau mata merah.
Seperti dilansir WebMD, salah satu dokter anak yang kerap menemukan kasus seperti ini adalah Vipin Vashishtha MD. Melalui akun Twitter pribadinya, Dr Vashishtha mengatakan gejala mata gatal atau mata lengket pada pasien Covid-19 anak ini biasanya turut disertai dengan gejala lain seperti batuk atau demam tinggi.
Varian arcturus atau XBB.1.16 pertama kali terdeteksi pada Maret 2023. Saat ini, varian arcturus telah ditemukan di 22 negara. Namun, negara yang paling terdampak oleh varian arcturus adalah India.
Menurut Times of India, ada 234 kasus Covid-19 akibat varian arcturus dari total 5.676 kasus Covid-19 baru. Artinya, sekitar empat persen dari total kasus Covid-19 baru di India disebabkan oleh varian arcturus.
Saat ini, kasus Covid-19 pada kelompok anak berusia di bawah 12 tahun di India mengalami peningkatan. Meski umumnya hanya memunculkan gejala ringan, orang tua perlu waspada bila anak-anak mereka memiliki komorbid.
"Orang tua yang anaknya memiliki kondisi obesitas, asma, dan mereka yang menderita masalah gangguan imun lain sebaiknya tak mengabaikan gejala," ungkap tim dokter, seperti dilansir FortuneWell.
Ahli epidemiologi penyakit menular dari RTI International, Richard Reithinger, mengungkapkan bahwa konjungtivitis sebelumnya pernah dikaitkan sebagai gejala Covid-19. Hanya saja, kemunculan konjungtivitis terkait Covid-19 di masa lalu tak begitu umum.
Tim peneliti dari Truhlsen Eye Institute di Nebraska Medicine juga pernah mengidentifikasi keberadaan virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, di dalam tear film atau lapisan air mata. Tear film merupakan lapisan cairan tipis yang melapisi permukaan terluar mata.
Berdasarkan temuan tersebut, tim peneliti dari Truhlsen Eye Institute menilai keberadaan virus di area tear film bisa memicu terjadinya konjungtivitis. Tim peneliti mengungkapkan bahwa konjungtivitis bisa memunculkan gejala seperti mata berair, mata merah, bengkak, rasa nyeri atau iritasi di mata, gatal, serta keluarnya cairan selain air mata dari mata.