Misi Diplomatik Iran Resmi Dimulai di Arab Saudi
Teheran juga memulai aktivitas perwakilan tetap di Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kedutaan Besar Iran di Arab Saudi membuka gerbangnya untuk pertama kali dalam tujuh tahun pada Rabu (12/4/2023). Misi diplomatik dibuka beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, delegasi teknis telah tiba di Saudi untuk mengawasi pekerjaan tersebut.
"Sesuai dengan pelaksanaan perjanjian antara Iran dan Saudi tentang dimulainya kembali kegiatan diplomatik ... delegasi teknis Iran tiba di Riyadh pada Rabu tengah hari dan disambut oleh pejabat Saudi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani dikutip dari ArabNews.
Delegasi Iran akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuka kembali kedutaan di Riyadh dan konsulat jenderal di Jeddah. Teheran juga memulai aktivitas perwakilan tetap di Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Langkah tersebut merupakan produk terbaru dari kesepakatan bersejarah yang ditengahi Cina pada Maret. Saudi dan Iran memutuskan melanjutkan hubungan diplomatik dan memulihkan perjanjian sebelumnya tentang keamanan, perdagangan, dan investasi.
Usai kesepakatan itu, menteri luar negeri kedua negara bertemu di Beijing bulan ini untuk pertemuan formal pertama para diplomat senior. Delegasi teknis Saudi bertemu dengan kepala protokol Iran di Teheran pekan lalu, dan dijadwalkan terbang ke kota Masyhad di Iran pada Kamis (13/4/2023).
Seiring kontak yang semakin erat, Saudi juga bernegosiasi dengan milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman. Kegiatan ini untuk mengakhiri konflik sembilan tahun di wilayah tersebut.
Duta Besar Saudi Mohammed Al-Jaber berada di Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi. Dia berharap untuk menstabilkan gencatan senjata yang ada dan bekerja menuju solusi politik yang komprehensif antara Houthi dan pemerintah sah Yaman. Sebagai buah pertama dari pembicaraan itu, operasi tiga hari untuk menukar sekitar 900 tahanan diharapkan akan dimulai pada Jumat (14/4/2023).
Analis mengatakan, dimulainya kembali hubungan diplomatik antara Saudi dan Iran telah meremajakan proses perdamaian di Yaman. Meski mengakui perjanjian perdamaian regional tidak akan menyelesaikan semua masalah dengan cepat.
“Namun, mereka akan menginspirasi semua orang, dan kekuatan regional akan mendorong sekutu mereka, sambil memanfaatkan kepercayaan dan pengaruh, untuk mendorong perdamaian," kata pakar urusan Yaman Badr Al-Qahtani.