PM Qatar: Isu Suriah Kembali ke Liga Arab adalah Spekulasi
Qatar masih belum bersedia menerima Suriah kembali ke Liga Arab.
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani menepis isu tentang akan kembali bergabungnya Suriah ke Liga Arab. Dia mengatakan, kabar tersebut hanya spekulasi karena alasan penangguhan Damaskus dari Liga Arab masih ada.
“Itu semua spekulasi tentang Suriah (kembali) di Liga Arab, dan keputusan ada di tangan rakyat Suriah,” kata Al-Thani dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi nasional Qatar, Kamis (13/4/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Dia pun mengisyaratkan sikap Qatar yang tampaknya masih belum bersedia menerima Suriah kembali ke Liga Arab. “Posisi Qatar jelas bahwa ada alasan untuk menangguhkan keanggotaan Suriah (di Liga Arab), dan alasan ini masih ada,” ujarnya.
Al-Thani mengungkapkan, saat ini kecamuk perang di Suriah memang telah berhenti, tapi rakyatnya masih telantar. “Kami tidak ingin memaksakan solusi pada rakyat Suriah, dan harus ada solusi politik. Kami tidak mengambil langkah apa pun tanpa solusi politik, dan setiap negara memiliki keputusan serta hak kedaulatannya sendiri,” ucapnya.
Qatar merupakan pengkritik vokal pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dalam konflik di Suriah, Doha memberikan dukungannya kepada kelompok oposisi. Pada saat bersamaan, Qatar menjadi donor bantuan utama bagi pengungsi Suriah.
Para menteri luar negeri (menlu) dan pejabat tinggi negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk diagendakan berkumpul di Arab Saudi pada Jumat (14/4/2023). Perwakilan Mesir, Irak, dan Yordania akan turut hadir di sana. Mereka dilaporkan bakal membahas tentang potensi kembalinya Suriah ke Liga Arab.
Menlu Suriah Faisal Mekdad telah melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada Rabu (12/4/2023). Itu menjadi kunjungan pertama menlu Suriah ke Saudi sejak negara tersebut didera konflik sipil pada 2011.
Saat tiba di Bandara King Abdulaziz, Mekdad disambut Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Waleed bin Abdulhakim al-Khuraji. Menurut kantor berita Saudi Press Agency (SPA), kunjungan Mekdad adalah pemenuhan undangan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.
Dalam sebuah pernyataan bersama seusai pertemuan, Mekdad dan Pangeran Faisal mengungkapkan, mereka menyambut dimulainya prosedur untuk melanjutkan layanan konsuler serta penerbangan antara kedua negara. Dalam pernyataan bersama itu pun diungkapkan bahwa dalam pertemuannya Mekdad dan Pangeran Faisal turut membahas tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai resolusi politik terhadap krisis Suriah.
Suriah didepak dari Liga Arab ketika konflik sipil pecah di negara tersebut pada 2011. Liga Arab mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka. Sejak saat itu, Damaskus dikucilkan oleh dunia Arab.
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi peningkatan keterlibatan antara Suriah dan negara-negara Arab. Bashar al-Assad telah mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman tahun ini. Sementara bulan lalu, Saudi mengatakan, mereka telah memulai pembicaraan dengan Suriah tentang melanjutkan layanan konsuler.
Serangkaian momen itu menjadi penanda bahwa dunia Arab siap merangkul kembali Suriah. Upaya pemulihan hubungan antara Saudi dan Suriah memperoleh momentum sejak Saudi memutuskan menormalisasi relasi diplomatiknya dengan Iran pada 10 Maret lalu. Cina berperan sebagai mediator dalam proses tersebut. Dalam konflik di Suriah, Saudi merupakan pendukung kelompok oposisi bersenjata. Sementara Iran adalah sekutu pemerintahan Bashar al-Assad.
Normalisasi hubungan antara Saudi dan Iran diharapkan akan membawa keamanan serta stabilitas yang lebih luas di kawasan.